TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Tidak hanya di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, Kecamatan di Jakarta Selatan pun diprediksi akan alami kekeringan seperti tahun 2019 silam.
Padahal Jakarta Selatan seringkali dianalogikan masih banyak tanah kosong dan pohon.
Namun kekeringan juga terjadi di wilayah ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkap, ada 15 kecamatan yang berpotensi dilanda kekeringan seperti 2019 silam.
Baca juga: Stok Darah di Jakarta Aman, Paska Lebaran Banyak Warga Mendonorkan Darahnya ke PMI
Adapun 15 kecamatan itu tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, sebetulnya sampai sekarang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum mengeluarkan surat peringatan dini kekeringan meteorologis untuk wiilayah yang lebih spesifik di Jakarta.
Namun apabila merujuk pada peringatan dini kekeringan meteorologis yang pernah dikeluarkan BMKG pada tahun 2019, saat itu ada 15 kecamatan yang masuk ke dalam daerah rawan terjadi kekeringan.
Baca juga: Suhu Terik Bukan Karena Gelombang Panas, Indikasi akan Masuk Musim Kemarau
“Rinciannya untuk Jakarta Pusat ada di wilayah Menteng, Gambir, Kemayoran, Tanah Abang dan Jakarta Utara di wilayah Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, Penjaringan. Kemudian Jakarta Selatan di Tebet, Pasar Minggu, Setiabudi dan Jakarta Timur di Makasar, Pulogadung, Cipayung,” kata Isnawa berdasarkan keterangannya, Kamis (12/5/2022)
Selain itu, kata dia, wilayah-wilayah yang belum terlayani oleh jaringan perpipaan air bersih juga perlu diwaspadai seperti di Kecamatan Jagakarsa, Pasar Minggu dan sebagian wilayah Cilandak.
Namun untuk stok air yang dikelola Pemprov DKI Jakarta, nantinya akan dipegang oleh Perumda PAM Jaya.
Isnawa mengatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi meteorologis saat memasuki musim kemarau ini.
Baca juga: BMKG: Suhu Tertinggi 36,1 Celcius Terjadi di Tangerang dan Kalimantan, Begini Penjelasan Ahli Cuaca
Tim khusus dapat sewaktu-waktu diaktifkan apabila terjadi kekeringan yang berdampak langsung ke masyarakat.
“Oleh karena itu, sinergi dan koordinasi antar organisasi perangkat daerah (OPD) dan stakeholders terus kami perkuat dalam mengantisipasi hal tersebut,” ujar Isnawa.
Dalam kesempatan itu, Isnawa juga berpesan kepada masyarakat untuk berhemat menggunakan air.
Keran air hendaknya dimatikan jika tidak terpakai, dan memastikan tidak adanya kebocoran pada peralatan pipa, keran atau penampung air.
Baca juga: Kelurahan Srengseng Sawah dan Cipedak Tersering Kejadian Tanah Longsor di Jakarta, Kenali Tandanya