Karena menurutnya, posisi halte tersebut dinilai lebih tinggi dan seolah lebih mewah dari situs sejarah Monumen Selamat Datang.
Rizal mengatakan, akan lebih baik apabila halte dibangun lebih rendah dan memberikan contoh kepada publik bagaimana model arsitektural yang respek terhadap kawasan bersejarah.
"Nah ini kan enggak, malah berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang lebih mendahulukan kepentingan profit daripada kepentingan respek bahwa mereka ada di kawasan utama ring 1 dari poros penanda Jakarta sebagai ibu kota nasional yang diwariskan oleh Bung Karno," ujar Rizal.
Rizal menegaskan bahwa bangunan halte harus berkonsep merunduk dari bangunan cagar budaya. Bukan malah menggembungkan diri seolah-olah lebih mewah dari situs sejarah itu.
Baca juga: TransJakarta Hentikan Sementara Operasional Halte Velbak
Diketahui, Halte Transjakarta Bundaran HI masuk dalam salah satu proyek revitalisasi dari 46 halte.
Revitalisasi tersebut terdiri dari pengubahan empat halte ikonik, empat halte integrasi, dan sisanya halte biasa.
Direktur Utama PT Transjakarta, Yana Aditya menginformasikan anggaran yang dibutuhkan untuk revitalisasi tersebut mencapai Rp 600 miliar. (m36)