TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Kegiatan pertukaran mahasiswa dapat membuka wawasan sistem pembelajaran serta membangun kepercayaan diri.
“Kepercayaan diri mahasiswa itu sangat-sangat penting,” kata Ketua Dewan Pembina Yayasan UTA ’45, Rudyono Darsono dalam siaran persnya, Kamis (13/10/2022), di acara pelepasan dan pembekalan dua mahasiswa UTA ’45 sebagai Mahasiswa Pertukaran (student change) dan Credit Transfer ’45 Jakarta ke Universitas Sains Malaysia tahun 2022 di Auditorium Lantai 3, UTA ’45 Jakarta.
Rudyono Darsono mengatakan, pendidikan di luar negeri itu membuka wawasan bagaimana mahasiswa dididik untuk berdebat.
Sebaliknya di Indonesia, debat dianggap sebagai sebuah permusuhan.
"Padahal, perdebatan itu untuk mengisi dan juga sebagai perbendaharaan pemikiran. Ini yang tidak diterima bangsa kita. Itulah kebodohan kita. Ini sama juga orang sudah mati tapi belum dikubur. Sudah mentok dan tidak berkembang lagi," katanya.
Dalam kegiatan pertukaran mahasiswa ini, UTA'45 mengirim dua perwakilan dari Fakultas Farmasi, yakni Raihan Fadil Muhammad, mahasiswa semester VII dan Phoebe Clarissa Chastity, mahasiswi semester V.
Keduanya akan menimba ilmu selama satu semester di Universitas Sains Malaysia.
Rudyono Darsono berpesan kepada kedua mahasiswa yang mewakili UTA ’45 untuk membawa nama baik bangsa Indonesia melalui program yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.
“Gagasan Mas Nadiem sangat brilian, bagaimana membangun bangsa yang confidence, percaya diri,”ujar Rudyono.
Baca juga: Suhara Manullang: Selain Prestasi, FPTI Tangsel Bisa Wujudkan Panjat Tebing Jadi Aktivitas Rekreasi
“Semua anak-anak saya punya kesempatan yang sama untuk belajar di luar negeri baik dari program kampus maupun program Kemendikbudristek," sambungnya.
Rudyono juga menekankan bahwa pendidikan karakter membentuk attitude dan integritas.