TRIBUNTANGERANG.COM - Kepala Kantor Imigrasi Kelas-1 Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Soekarno-Hatta, Muhammad Tito Andrianto meluncurkan berbagai inovasi pelayanan terhadap masyarakat. Satu di antaranya program Soeta Lestari.
Program Soeta Lestari merupakan pembuatan paspor sepulang ngantor atau pukul 16.30 WIB sampai 18.00 WIB. Program ini berlaku hanya hari Selasa dan Kamis saja.
Selain itu, Tito juga membuat spanduk dan banner besar dengan tulisan "laporkan jika terjadi kendala dalam pelayanan kami"
Baca juga: Alasan Kepala Imigrasi Soetta Cantumkan Nomor Ponsel di Banner dan Spanduk, Ponsel Aktif 24 Jam
Pada banner dan spanduk yang beredar di lingkungan kantor Imigrasi itu ia menyertakan nomor ponselnya.
Pada wawancara eksklusif bersama Tribun Network (Harian Warta Kota-TribunTangerang.com), Tito membeberkan berbagai terobosan yang dilakukan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan akses pelayanan.
Berikut rangkuman wawancara eksklusif Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network-Pemimpin Redaksi Warta Kota, Domu D Ambarita bersama Muhammad Tito Andrianto pada Senin (5/12/2022).
Tribun : Luas biasa transparan sekali ini dan cocok dengan Pak Jokowi. Saya ingat tahun 2014 ketika kami mendirikan Tribun Bali, laporan kami seingat saya, menteri dulu datang ke sana diduga ada pungutan liar (pungli) makanya tadi saya singgung disdukcapil karena banyak orang butuh cepat. Apakah Bapak menemukan tindakan-tindakan tidak terpuji dari staf?
Tito : Kebetulan kita dalam proses pembuatan paspor, tadi Bapak sampaikan bahwa pembuatan paspor itu di kalangan menengah. Tidak, jadi setiap warga negara berhak melakukan perjalanan pengguna paspor. Dan kedua terkait dengan pungli atau calo atau apapun, kita sekarang di imigrasi ada pendaftaran melalui online paspor.
Jadi masyarakat lebih gampang dan ketiga bilamana masyarakat ingin paspornya selesai satu hari, kita ada namanya percepatan paspor. Masyarakat datang ke kantor imigrasi pagi hari jam 9 (pukul 09.00 WIB) sampai jam 11 (pukul 11.00 WIB) dengan membayar percepatan Rp 1 juta + buku paspor masyarakat bisa menikmati dan mendapatkan paspor itu di hari yang sama.
Tribun : Satu hari selesai?
Tito : Satu hari, di hari yang sama.
Tribun: Dijamin itu ya?
Tito : Insya Allah kalau tidak ada gangguan apapun, bisa selesai. Tapi, gangguannya sedikitlah mayoritas bisa selesai. Sehingga mungkin dengan Dirjen Imigrasi membuatkan aplikasi dan sistem percepatan sehingga yang disebutkan calo atau apapun pada imigrasi bisa hilang.
Tribun : Tadi ada kuota percepatan yang dia datang pagi kemudian sore selesai dengan biaya tambahan Rp 1 juta. Itu resmi ke negara ya? Masuknya ke Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ya?
Tito : Iya itu resmi dan masuk ke PNPB. kalau pemohon itu datang pagi biasanya satu atau dua jam sudah selesai.
Tribun : Itu diberi kuota berapa Pak ?
Tito : Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta mendapat kuota dalam sehari itu 100.
Tribun : Setiap hari itu sudah terpenuhi kah? Maksudnya saya apakah selalu sampai 100 jumlahnya?
Tito : Rata-rata sekarang jumlahnya itu 20 sampai 25 dan itu juga termasuk tinggi. Tapi kita terus memberikan informasi percepatan ini di sosial media kita.
Tribun : Jadi kalau misalnya dia buru-buru besok atau lusa keluar negeri dan non dari kawasan Bandara Soekarno-Hatta, boleh datang ke sini?
Tito : Enggak ada masalah. Karena dengan program percepatan itu, kita tidak menggunakan kuota online, jadi dia datang langsung go show, dia ingin percepatan dan datang jam 9 (pukul 09.00 WIB) sampai jam 11 (pukul 11.00 WIB) kita layani.
Tribun : Saya hendak menegaskan Pak Kepala berarti tidak harus pemohon berasal dari wilayah Bandara Soekarno-Hatta. Kalau KTP-nya dari Depok apakah boleh?
Tito : Tidak masalah. Dari seluruh wilayah Indonesia boleh.
Tribun : Wah keren. Bapak saya kembali ke m-Paspor tadi untuk mencegah segala macam pungli. Apa saja harus dilakukan untuk bisa mendaftar m-Paspor?
Tito : Iya. di m-Paspor itu kan ada aplikasikan agar masyarakat mendaftar dan mendapatkan nomor antrean dan kepastian masyarakat untuk datang ke kantor imigrasi pada hari apa untuk dilakukan foto dan wawancara.
Tribun : Oh itu dari nomor antreannya, mendaftar lalu datang ke kantor imigrasi membawa syarat-syarat dan ketentuan tertentu. Biayanya?
Tito : Biayanya untuk paspor biasa itu Rp 350 ribu dan untuk paspor elektronik itu Rp 650 ribu.
Tribun : Nah tadi kalau disebut percepatan kalau yang biasa Rp 350 ribu ditambah Rp 1 juta. Kalau yang elektronik Rp 650 ribu ditambah Rp 1 juta. Sudah clear satu hari ya. Dan, untuk kuota prioritas itu kayak apa Pak?
Tito : Untuk kuota prioritas itu juga tidak perlu daftar online. Itu untuk masyarakat yang sudah lansia, masyarakat penyandang disabilitas, ibu hamil, anak kecil, kita ada perhari itu kita 25 sampai 30 kuotanya.
Baca juga: Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Terapkan Bebas Visa Delegasi dan Jurnalis Peliput KTT G20
Tribun : Nah, tadi saya berbincang-bincang dengan staf Bapak. Selama Bapak di sini ada inovasi-inovasi karena permohonan paspor itu tinggi, maka Bapak juga tanda kutip buka lembur Selasa dan Kamis. Itu kenapa muncul ide itu Pak?
Tito : Jadi ide-ide inovasi ini pembuatan paspor pada sore hari. Pertama, mungkin masyarakat yang bekerja atau tidak mendapatkan nomor antrean. Jadi, kita membantu masyarakt untuk bisa mendapatkan paspor dari 16.30 WIB sampai 18.00 WIB.
Dan, teman teman yang bertugas pada saat ini kita ajukan pakai uang lembur juga sehingga inovasi kita berjalan SDM juga mengikuti.
Tribun : Masyarakat yang meminati itu lumayan tinggi?
Tito : Ya, karena kita wilayah yang nggak terlalu banyak tapi masih ada.
Tribun: Nah inovasi itu apakah disampaikan ke kanwil atau menteri dan apa apresiasi beliau?
Tito : Masih ada inovasi lain yaitu pengambilan paspor hari Sabtu. Nah kembali lagi untuk melayani kesibukan masyarakat yang bekerja mengambil paspor pada hari kerja, sehingga kita buka pada hari Sabtu dari jam 08.00 WIB sampai jam 12.00 WIB.
Dan, ada juga drive thru yang baru dua sampai tiga bulan lalu kita luncurkan. Drive thru itu adalah masyarakat yang mengajukan paspor itu dapat SMS bahwa paspornya sudah selesai dan mereka bisa langsung ngambil tanpa turun dari mobil. Seperti kita di MacDonald atau sistem drive thru lainnya.
Nah itu juga dalam satu hari pengambilan paspor drive thru mencapai sekitar 100 sampai 130. Kita lakukan karena lahan parkir kita kan sempit dengan adanya drive thru jadi sangat membantu, biar tidak penuh parkir. Sebab kalau dia harus parkir, durasi ngambil paspor itu bisa sampai satu jam hanya untuk nunggu mobilnya.
Oleh karena itu, dengan drive thru ini tidak sampai lima menit selesai. Syaratnya juga simpel, hanya membawa paspor lama dan KTP saja.
Tribun : Tidak perlu bawa Kartu Keluarga (KK) atau segala macam lainnya?
Tito : Iya betul. Ada juga inovasi yang baru kita terbitkan satu bulan lalu, warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia bisa langsung membayar Visa on Arrival (e-VOA) itu di negaranya masing-masing.
Tribun : e-VOA itu semacam apa, visa atau apa?
Tito : Iya visa untuk masuk wilayah Indonesia, jadi WNA itu di website e-VOA bisa langsung membayar. Jadi ketika landing di Bandara Soekarno-Hatta, tidak perlu membayar lagi ke counter bank. Jadi WNA bisa langsung ke counter imigrasi pas sampai di Indonesia, jadi bisa meringkas waktu.
Tribun: Itu dari semua negara di dunia ?
Tito : Subjek negara yang masuk ke e-VOA ada beberapa negara yang telah masuk e-VOA.
Tribunners dan Sobat Wartakota, kita persilahkan Pak Kepala Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta untuk menyampaikan closing statement.
Tito : Ya. Terimakasih Pak Domu dan rekan-semuanya, bahwa Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta ini terus berupaya memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat, bilamana ingin membuat paspor, silahkan datang langsung. Tadi sudah dijelaskan kepada Pak Domu berbagai inovasi yang ada di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta ini dan kami Inya Allah selalu memberikan yang terbaik pada masyarakat.
(Gilbert)