Jakarta

Dwi Rio Sambowo dari Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Minta Delman Bisa Beroperasi saat Akhir Pekan

Penulis: Fitriyandi Al Fajri
Editor: Intan UngalingDian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Delman di sekitar Monumen Nasional atau Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (7/1/2023). Mereka gelisah karena mata pencahariannya akan dihapus pemerintah setempat yang melarang delman beroperasi di Monas.

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Delman tidak dilarang sepenuhmya beroperasi di sekitar Monumen Nasional atau Monas, Gambir, Jakarta Pusat.

Kusir delman bisa mencari penghasilan saat akhir pekan atau weekend di sekitar Monas.

Hal itu dikemukakan Dwi Rio Sambowo, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta.

Dwi Rio Sambodo yang mengingatkan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat agar tidak melarang delman beroperasi di kawasan wisata Monas.

“Pengoperasiannya diatur saat weekend saja, jadi jangan dihapuskan atau dilarang,” ujar Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo pada Sabtu (7/1/2023).

Dia mengatakan, delman bisa beroperasi saat Sabtu-Minggu karena biasanya pengunjung Monas lebih banyak dibanding hari biasa.

Kehadiran delman juga dianggap bisa mengakomodir kebutuhan wisata bagi  wisatawan Monas.

"Saat weekend itu populasi wisatawan paling banyak dibanding hari biasa dan kalau begitu antara kebutuhan para penggiat delman dengan wisatawan bisa bertemu,” kata Rio.

Menurutnya, kendaraan delman jangan dihapus di Jakarta karena itu menjadi daya tarik bagi wisatawan asing maupun domestik.

Banyak wisatawan yang datang ke Monas justru ingin menjajal naik delman di Pusat Kota.

“Delman yang di Monas, terutama yang sudah dihias menjadi salah satu daya tarik kebudayaan dan pariwisata, itu sudah terintegrasi dengan kawasan wisata Monas saat ini,” ucap anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta ini.

Baca juga: Tukang Delman Minta Dibina Bukan Dibinasakan saat Bakal Ada Larangan Delman Beroperasi di Monas

Baca juga: Ratusan Kusir Delman Dapat Bantuan Sosial dari Sembako, Uang, dan Pakan Hewan

Sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat secara kolektif bersama UKPD terkait akan membuat gugus tugas mengenai pelarangan delman di kawasan wisata Monas.

Pelaksana tugas (Plt) Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Iqbal mengatakan hal tersebut saat memimpin rapat koordinasi, Selasa (3/1/2023).

"Keberadaan delman memang dilarang berdasarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Nomor 36 Tahun 2016 yang berisi larangan pengoperasian delman di kawasan Monas."

"SE itu memang sampai saat ini belum dicabut, sehingga kita tetap menerapkan aturan tersebut,” kata Iqbal. 

Minta diajak diskusi

Larangan delman beroperasi di sekitar Monas itu menimbulkan kekecewaan terhadap tukang delman di Monas.

Koordinator Delman Monas, Nanang menyatakan keberatan atas keputusan pemerintah setempat.

Menurut dia, ada 45 kusir delman menggantungkan hidup keluarganya dari penghasilan menarik delman.

"Sangat kecewa sekali sama Pemkot Jakpus yang tadinya mereka mengatasnamakan Jakarta tetapi budaya Jakartanya akan dihapus akan dihilangkan," ucap Nanang saat ditemui di Monas, Sabtu (7/1/2023).

Nanang menuturkan, selama ini para kusir delman tak pernah diajak berdiskusi terkait keberadaan delman di Monas.

"Saya sendiri sangat senang apabila Pemkot Jakpus bisa mengajak duduk bersama kami bagaimana memecahkan masalah ini."

"Saya senang kalau nanti kami diundang, tetapi kalau memang kami akan dihapuskan sekali lagi sangat kecewa." 

"Selama bertahun-tahun kami menafkahi keluarga kami atau kusir delman yang lain menang di Monas," ujarnya.

Dia berharap, Pemkot Jakpus bisa membina seluruh kusir delman agar tetap bisa mencari nafkah untuk keluarga.

"Ayolah dari Pemkot sendiri atau siapa pun kita siap dibina tapi tidak siap dibinasakan," kata Nanang.

Nanang menambahkan, masalah kotoran kuda yang mengganggu kenyamanan masyarakat pengguna jalan  agar dicarikan solusi.

"Sering diperbincangkan kotorannya berceceran atau di tempat mangkal ini ada bau menyengat karena air kencingnya."

"Kalau dari saya sudah mengantisipasi dengan cara kami sediakan pewangi karbol, terus ketika dia kencing kami akan siram. Tetapi kan kembali lagi kita hanya sedikit mencegah tidak bisa menghilangkan bau saja," ujarnya.

Berdasarkan pantauan Tribuntangerang.com, sekiranya pukul 14.00 WIB para kusir delman bejejer rapi tepatnya di pintu masuk IRTI Monas.

Mereka menunggu giliran untuk mendapatkan penumpang. Wajah mereka terlihat lesu seakan sedang memikirkan mata pencahariannya akan dihapus. 

Sementara itu, Binendra, salah satu pengunjung Monasasal Condet, Jakarta Timur, minta delman-delman jangan digusur atau dihapuskan.

"Delman jangan dihapuskan karena seperti hari ini saja, saya mengajak istri dan anak-anak untuk jalan-jalan. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah menaiki delman," ucap Binendra.

Ayah dua anak ini berharap justru delman yang menjadi ikon Jakarta harus terus dilestarikan. Lebih baik ditata kembali, tanpa harus dihilangkan.

"Jadi, kalau bisa tetap ada (delman) tetap harus dilestarikan," ujar Binendra.