Kriminal

ART di Cempaka Putih Aborsi Kandungannya, Bayinya Masih Bernyawa Disiram hingga Tewas

Penulis: Nuri Yatul Hikmah
Editor: Ign Agung Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Pusat, Jalan Garuda, Gunung Sahari, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2023).

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Seorang asisten rumah tangga (ART) berinisial N di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, tega mengaborsi kandungannya yang sudah berusia 28 minggu, dengan cara meminum ramuan yang dibelinya secara online.

N sempat melahirkan bayinya. Namun, sadar bahwa bayinya masih hidup, dirinya menyiram sang bayi menggunakan air hingga meninggal dunia. 

 

 

Diketahui, bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelapnya bersama seorang pria berinisial T. 

Hal tersebut disampaikan Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Pusat, Jalan Garuda, Gunung Sahari, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2023).

"Pada tanggal 8 Januari 2023, sekitar pukul 03.00 WIB, tersangka N melakukan upaya aborsi dengan meminum ramuan ataupun obat," ujar Komarudin.

"Pada jam tersebut, tersangka melakukannya di dalam kamar mandi, di sebuah rumah tempat tersangka bekerja," sambungnya. 

 

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Musnahkan Produk Baja Senilai Rp 32,23 Miliar di Kabupaten Tangerang

Baca juga: Revaldo Diduga Terlibat Peredaran Narkoba di Kalangan Artis, Ini Penjelasan Polisi

 

Komarudin melanjutkan, setelah melakukan aborsi dengan meminum obat, pelaku N merasakan mules dan melahirkan di kamar mandi.

Sadar bayinya masih bernyawa, N lantas mengisi air di dalam ember, lalu sang bayi diletakkannya di lantai kamar mandi.

Kemudian, N mengambil gayung dan menyiram tubuh bayinya itu hingga berhenti menangis.

Barulan setelah itu, lanjut Komarudin, N membungkus jasad bayi tersebut dengan handuk dan memasukkannya ke dalam tempat sampah di depan kamar mandi. 

"Pelaku kemudian memastikan bahwa situasi aman. Setelah aman, ia lanjut mencari kantong plastik hitam yang biasa untuk membuang sampah, kemudian (bayinya) dibuang ke tempat sampah di depan rumah (majikannya)," kata Komarudin.

Halaman
12