Profil Thomas Djamaluddin Peneliti BRIN yang Dilaporkan PP Muhammadiyah Kasus Ujaran Kebencian

Editor: Jefri Susetio
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Thomas Djamaluddin pun telah menyampaikan permintaan maaf kepada warga Muhammadiyah melalui unggahan di akun Facebook-nya pada Selasa, 25 April 2023.

TRIBUNTANGERANG.COM - Andi Pangerang, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah disorot karena ikut ujaran kebencian dan pengancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah.

Pengurus PP Muhammadiyah sudah melaporkan kasus itu ke polisi.

Selain itu, PP Muhammadiyah juga bertemu dengan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.

Baca juga: Tangis Ibu Kandung Ken Admiral Pecah saat Ceritakan AKBP Achiruddin Hasibuan Ngamuk di Rumahnya

Dalam kesempatan itu, PP Muhammadiyah melaporkan dua ASN yaitu Thomas Djamaluddin dan Andi Pangerang Hasanuddin.

Sebelumnya kasus dugaan ujaran kebencian dan pengancaman pembunuhan itu viral di sosial media.

Disebut-sebut hal ini buntut dari perbedaan jadwal pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 versi Muhammadiyah dan Pemerintah RI.

Profil Peneliti BRIN Thomas Djamaluddin

Thomas Djamaluddin adalah seorang peneliti di BRIN.

Thomas Djamaluddin juga dikenal sebagai seorang Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).

Mengutip uin-antasari.ac.id, pria kelahiran Purwokerto 23 Januari 1962 ini merupakan anak dari Sumaila Hadiko, seorang purnawirawan TNI AD asal Gorontalo.

Sedangkan ibunya bernama Duriyah, asal Cirebon.

Thomas Djamaluddin menghabiskan masa kecilnya di Cirebon sejak 1965.

Dirinya pernah menempuh pendidikan di:

- Sekolah di SD Negeri Kejaksaan 1

- SMP Negeri 1

- SMA Negeri 2 Cirebon.

Thomas Djamaluddin baru meninggalkan Cirebon pada 1981 setelah diterima tanpa tes di ITB melalui PP II (Proyek Perintis II), sejenis PMDK (Penelusuran, Minat, dan Kemampuan).

Di ITB, Thomas Djamaluddin memilih Jurusan Astronomi,.

Hingga kini dirinya menjadi peneliti Astronomi-Astrofisika Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Minta Maaf

Thomas Djamaluddin, dianggap membuat pernyataan kontroversial di media sosial terkait perbedaan waktu 1 Syawal antara Muhammadiyah dan pemerintah.

Ia mengkritisi soal kriteria wujudul hilal yang dianggap telah usang secara astronomis.

Namun dirinya memberikan klarifikasi bahwa tak ada tendensi apapun soal sikapnya tersebut pada warga Muhammadiyah.

Thomas Djamaluddin pun telah menyampaikan permintaan maaf kepada warga Muhammadiyah melalui unggahan di akun Facebook-nya pada Selasa, 25 April 2023.

"Dengan tulus saya memohon maaf kpd Pimpinan dan warga serta teman-teman Muhammadiyah. Semoga kesatuan ummat bisa segera terwujud," tulis Thomas Djamaluddin pada unggahannya.

Dia mengaku tidak memiliki kebencian atau kedengkian terhadap organisasi Muhammadiyah.

Baca juga: Update Kasus AKBP Achiruddin Hasibuan, Penyidik Cari Senjata yang Ditodongkan ke Kepala Mahasiswa

Dia juga mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan aset bangsa yang luar biasa.

Thomas Djamaluddin meminta maaf kepada warga Muhammadiyah atas pernyataannya yang memicu kegaduhan.

Ia mengakui, tidak punya niat memojokan Muhammadiyah.

"Tidak ada persepsi seolah saya memojokkan Muhammadiyah. Dengan tulus saya memohon maaf kepada Pimpinan dan warga serta teman-teman Muhammadiyah. Semoga kesatuan ummat bisa segera terwujud," kata dia dalam keterangannya dikutip Rabu (26/4/2023).

 

Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

 

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Rina Ayu Panca Rini)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Thomas Djamaluddin, Peneliti BRIN yang Dipolisikan Muhammadiyah, Dianggap Sebar Kebencian