Namun warga menolak mentah-mentah undangan Mustofa.
"Dulu pernah dia mendatangi warga door to door mau ngadain hajatan. Tapi gak ada yang mau mengakui, bahkan dia sudah banyak dinasihati oleh warga sejak saat itu," kata Gustam saat ditemui di sekitar rumah Mustofa, Selasa (2/5/2023).
Gustam menjelaskan asal mula Mustopa meminta dirinya diakui sebagai nabi. Mustopa mengaku pernah bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW.
Mustopa menceritakan, dalam mimpinya itu, Mustopa diminta untuk melanjutkan perjuangan risalah kenabian.
"Sejak saat itu memang dia selalu minta diakui bahwa dia adakah nabi yang melanjutkan perjuangan Nabi Muhamad SAW," ujar Gustam.
Dalam kehidupan sehari-hari, Mustopa normal seperti warga pada umumnya. Dia bekerja sebagai petani dan punya usaha jualan minyak eceran.
"Kalau kehidupannya normal, dia petani pernah juga jual minyak eceran. Dia juga punya kebun cokelat," kata Gustam.
Gustam mengaku kaget Mustopa melakukan penembakan di kantor MUI Pusat.
"Saya bener-bener kaget. Orang dia itu biasa bercanda, sering kumpul juga. Cuma memang itu dia tetap ingin diakui sebagai nabi," katanya.
Nirwan, kakak kandung Mustofa, mengaku masih menunggu informasi lebih lanjut dari polisi. "Saat ini kabarnya masih simpang siur, sudah meninggal atau belum, masih belum jelas," katanya. (Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya/Kiki Adipratama)
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id