TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Muktamar ke-ll Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/5/2023), memutuskan Ipong Hembing kembali menjadi ketua umum (Ketum).
Dalam pelaksanaannya, Ipong Hembing dilantik langsung oleh Ketua Dewan Pembina PITI, Ali Mochtar Ngabalin dengan menyerahkan bendera pataka.
Jelang Pemilu 2024, Ipong Hembing juga memastikan organisasi yang dipimpinnya netral dan tidak memihak pasangan calon presiden dari partai mana pun.
Ipong pun berjanji akan merangkul seluruh mualaf dan anggota PITI agar nantinya tidak terprovokasi dengan isu sara atau agama.
"Betul, saya sarankan ya supaya kita boleh berbeda-beda politik ya tapi jangan sampai ada keributan, dengan damai aja, nanti kita pendekatan semua pihak untuk mencapai kedamaian," kata Ipong Hembing dalam keterangannya, Minggu (21/5/2023).
Baca juga: Bawaslu Gandeng KPAI Untuk Cegah Pelibatan Anak dalam Kegiatan Pemilu 2024
Baca juga: Pemilu 2024 Diprediksi Tak Sepanas 2019, Siti Khofifah: Masyarakat Tak Mudah Terprovokasi
"Jangan sampai ada keributan, bagaimana kita ini semua bersaudara, meski partai berbeda-beda, berbeda agama berbeda suku tapi kita semua bersaudara, sama-sama membangun negara ini. Kita netral," sambungnya.
Pada kepengurusannya ini, Ipong berharap agar semua umat Islam Tionghoa yang ada di Indonesia turut mensukseskan visi misi organisasi terutama dalam bidang kemanusiaan.
"Intinya kita semua berbeda suku, berbeda beda agama, tapi kita bersaudara dalam kemanusiaan. Dalam PITI itu kita semua bersaudara. Tugas kita itu dakwah," ungkapnya.
Usai melantik, Ali Mochtar Ngabalin meminta PITI dapat menjadi organisasi yang mengembangkan pesan-pesan negara dan pemerintah untuk kebersamaan di tahun politik ini.
Tak hanya itu, PITI diharapkan dapat mengembangkan aktivitas dakwah dalam membina generasi muda.
"Saya berharap itu tetap ada pada posisinya sebagai organisasi dakwah dan independen. Saya berharap banget, PITI tidak usah secara kelembagaan ke 'kiri' dan ke 'kanan', tidak usah. Tetapi orang-orang PITI boleh berpolitik," katanya.
Baca juga: Bawaslu: Potensi Pelanggaran Kampanye Pemilu 2024, Mulai dari Politik Uang Hingga Libatkan Anak-Anak
Baca juga: Antisipasi Kampanye Terselubung, Bawaslu RI Awasi Ketat Safari Politik Ganjar Pranowo
Ali Mochtar Ngabalin menegaskan, PITI harus dapat menjaga marwah organisasinya agar dapat merangkul Muslim Tionghoa di Indonesia.
Misi utama organisasi ini dapat merangkul mualaf-mualaf keturunan Tionghoa untuk duduk bersama membicarakan masa depan organisasi dan Indonesia.
"Visinya kan dijaga marwahnya untuk dia tidak boleh ke Timur, ke Barat, tidak penting, tidak perlu, dia harus tetap jaga independensinya agar semua orang merasa memiliki PITI sebagai sebuah organisasi yang besar, itu saya berharap banget," pungkas Mochtar Ngabalin. (m38)