TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Momen penuh tawa terjadi saat para eksekutif bank-bank papan atas bermain peran pada pentas ketoprak jurnalis bertajuk Ratu Kalinyamat: Tahta, Darah, dan Cinta.
Pagelaran ketoprak yang mengangkat kisah dari tanah Jepara ini dihelat di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (30/6/2023) malam.
Ratu Kalinyamat merupakan penguasa Jepara (1551-1574) yang pernah berperang melawan Portugis di Malaka dan memadamkan pemberontakan Arya Penangsang.
Pertunjukan ketoprak jurnalis ini menjadi sangat istimewa karena menghadirkan para petinggi bank sebagai pemerannya.
Ratu Kalinyamat diperankan oleh Dirut Permata Bank Meliza M Rusli. Dengan kuasanya, Sang Ratu mengeluarkan titah untuk membunuh Arya Penangsang.
Perintah itu diberikan kepada Adipati Pajang, Pangeran Hadiwijaya, yang diperankan oleh Antonius Widodo, Direktur BCA Life.
Tanpa protes, Pangeran Hadiwijaya menerima tugas itu. Dia kemudian menugaskan Pangeran Sutawijaya, diperankan oleh Haryanto T Budiman, untuk membunuh Arya Penangsang.
Di luar pementasan, Haryanto T Budiman merupakan Direktur BCA.
Terlepas dari dialog yang sudah ada dalam skenario, banyak celetukan dan banyolan yang mengundang gelak tawa para penonton.
Aksi spontan yang membuat penonton terpingkal-pingkal juga bermunculan. Misalnya aksi selfie pada pertemuan Raja Aceh dan Ratu Kalinyamat.
Saat itu, Raja Aceh yang didampingi istri-istrinya tengah berdialog dengan Ratu Kalinyamat.
Mendadak, istri Raja Aceh yang diperankan oleh EVP Center of Digital BCA Nathalya Wani Sabu mengeluarkan ponsel dan berselfie di depan Ratu Kalinyamat.
Pentas ketoprak ini menjadi oase bagi para bankir yang setiap hari berkutat dengan angka.
Para eksekutif perbankan, perusahaan jasa keuangan, eksekutif BUMN, dan jurnalis, semuanya membaur untuk mementaskan pentas ketoprak jurnalis tersebut.
Pentas ketoprak malam itu dibuka lewat adegan yang menunjukkan pengaruh dan kuasa Ratu Kalinyamat.
Sang Ratu menghimpun para raja dan pangeran di bawah kendalinya mulai dari Sultan Johor, Sultan Aceh, Sultan Banten, Adipati Pajang, hingga Adipati Sumenep.
Pada pertemuan itu, Ratu Kalinyamat menjelaskan dobel target kerajaan yakni mengalahkan armada Portugis di Malaka dan memadamkan pemberontakan Arya Penangsang.
Pada akhir pentas, Ratu Kalinyamat menganugerahkan gelar Raja Pajang kepada Pangeran Hadiwijaya atas kesuksesannya.
Pada pagelaran Ketoprak Jurnalis ini, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) turut berpartisipasi sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya nusantara dan memperkenalkan kembali produk seni budaya Indonesia.
Dikutip dari Kompas.com, Ratu Kalinyamat memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya dalam melawan bangsa Portugis pada abad ke-16.
Saat itu, Portugis telah bercokol di Malaka, yang memicu perlawanan dari berbagai pihak.
Sebagai pemilik angkatan laut yang kuat, Ratu Kalinyamat pernah diminta oleh Raja Johor untuk membantu melawan Portugis pada 1550.
Ratu Kalinyamat pun mengabulkan permintaan itu dan mengirimkan armada berkekuatan 40 kapal dengan prajurit antara 4.000-5.000 orang.
Meski serangan itu gagal, semangat patriotisme Ratu Kalinyamat tidak langsung padam.
Pada Oktober 1574, Ratu Kalinyamat kembali mengirim armada laut yang kemudian merger dengan bala tentara dari Aceh.
Gabungan tentara Kalinyamat dan Aceh kemudian menggempur Portugis di Malaka.
Selain menyerang Portugis yang berada di seberang lautan, Ratu Kalinyamat juga menghadapi konflik di Jawa.
Sang Ratu harus memadamkan perang saudara dan mengalahkan Arya Penangsang yang telah membunuh Pangeran Kalinyamat secara kejam.
Saat Ratu Kalinyamat bersama bela tentaranya menyerang armada Portugis di Malaka, Pangeran Hadiwijaya dan Pangeran Sutawijaya mengejar Arya Penangsang sesuai titah Ratu Kalinyamat.