Kasus ISPA di Tangsel Meningkat 20 Persen Dibandingkan Tahun Lalu, Faktor Polusi?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinkes Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar .

Laporan Reporter TRIBUNTANGERANG.COM, Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Penyakit ISPA di Tangerang Selatan meningkat sebanyak 20 persen dibandingkan tahun lalu.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mencatat lebih dari 29.000 masyarakat terkena penyakit infeksi saluran pernafasan akut ini.

Hal disampaikan oleh Allin Hendalin Mahdaniar, selaku kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

"Bicara kenaikan, kami bandingkan dengan kasus tahun sebelumnya ya. Kalau data yang ada berdasarkan kunjungan yang sakit di fasilitas kami, dari Januari sampai Agustus ada peningkatan 20 persen," katanya, Selasa (15/8/2023) di Puspemkot Tangsel.

Baca juga: Masuk 5 Besar Kualitas Udara Terburuk se-Indonesia, Pemkot Tangerang Angkat Suara

Penderita ISPA rata-rata mengenai warga berusia 15 tahun ke atas.

Namun, pihaknya tak bisa menyimpulkan kenaikan kasus ISPA dikarenakan oleh polusi udara yang tengah meningkat.

Allin menyebut ISPA terjadi karena virus atau bakteri ada di udara dan penularannya lewat droplet.

"Penularannya lewat udara. Jadi bisa dibayangkan kalau virus ada di udara, ditambah kualitas udara kurang bagus serta daya tahan tubuh tak bagus, itu riskan," katanya.

Kata Allin, pihaknya menganjurkan agar masyarakat menggunakan masker dan tahu etika batuk serta menjaga pola hidup bersih.

Puluhan Ribu Kasus

Warga Tangerang Selatan perlu waspada akan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Umumnya ISPA menjadi ancaman ketika memasuki musim kemarau.

Penyakit ini sering muncul pada musim pancaroba akibat sirkulasi virus di udara yang meningkat.

Selain itu, perubahan udara dari panas ke dingin seringkali memperlemah daya tahan tubuh, sehingga menjadi lebih rentan terhadap penyakit ini.

Baca juga: Masuk 5 Besar Kualitas Udara Terburuk, Pemkot Tangerang Minta ASN Naik Sepeda ke Kantor

Halaman
12