TRIBUNTANGERANG.COMĀ - Kualitas udara di Jabodetabek beberapa akhir ini memang tengah menjadi sorotan karena dianggap tidak sehat.
Bahkan berdasarkan data perusahaan teknologi kualitas udara buatan Swiss AQAir, Jakarta bahkan Tangerang masuk ketegori kualitas udara yang tida sehat hingga beberapa pekan.
Kondisi kualitas udara yang masuk kategori tidak sehat ini juga membuat Pemerintah langsung menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan.
Hal ini juga disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam akun Twitter resminya pada Senin (14/8/2023).
"Rapat terbatas membahas kualitas udara di wilayah Jabodetabek di Istana Merdeka, hari ini," tulis Jokowi di akun twitternya.
"Sepekan terakhir, kualitas udara di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi sangat buruk. Pada 13 Agustus 2023, indeks kualitas udara DKI Jakarta di angka 156 atau tidak sehat," lanjut Jokowi.
Batuk-Batuk
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, Presiden Joko Widodo mengalami batuk-batuk selama beberapa waktu terakhir akibat buruk ya polusi udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Sandiaga mengatakan, Jokowi pun meminta agar segera ada solusi konkret untuk mengatasi masalah polusi udara di ibu kota.
"Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkret karena Presiden sendiri sudah batuk, katanya sudah hampir 4 minggu beliau belum pernah merasakan seperti ini," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8/2023).
"Kemungkinan, dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk," imbuh dia.
Baca juga: BREAKING NEWS: Presiden Sebut Kualitas Udara Jabodetabek Memburuk, Dorong Perusahaan Terapkan WFH
Sandiaga melanjutkan, buruknya kualitas udara di Jabodetabek juga berdampak pada kegiatan wisata berbasis olahraga atau sport tourism.
Sandiaga mengungkapkan, ada ajang lomba lari maraton internasional yang memberi catatan atas kondisi polusi udara yang terjadi di Jabodetabek.
"Dari segi pariwisata sudah ada beberapa kegiatan yang mendapatkan catatan, seperti misalnya ada lomba lari maraton internasional yang di sekitar Jabodetabek ini ada catatan mengenai kualitas udara yang tidak sehat," kata dia.
Baca juga: Kualitas Udara Pagi Ini Jakarta Tidak Sehat, Tangerang Selatan Sangat Tidak Sehat
Sandiaga menuturkan, sudah banyak calon peserta sport tourism yang mulai mempertimbangkan kualitas udara di Jabodetabek sebelum mengikuti kegiatan tersebut.
Ia mengingatkan, jika hal ini tidak ditangani dengan baik, reputasi maupun penyelenggaraan event tersebut akan menjadi buruk.
"Dan akhirnya berdampak juga pada penurunan minat untuk berwisata terutama di wilayah Jakarta," kata mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu.
Viral di Medsos
Buruknya kualitas udara di Jabodetabek ini juga mulai ramai beredar di media sosial jika kemungkinan disebabkan polusi.
Beberapa video di medsos beredar memperlihatkan penumpang pesawat merekam kondisi udara di Jakarta.
Nampak terlihat jelas kondisi udara seperti berkabut hitam, dan ketinggian tertentu nampak udah terlihat bersih bahkan warna langit biru masih terlihat.
Hal ini juga yang diunggah oleh akun instagram @merindink.
Dalam unggahnya tertuliskan 'Kamu lihat bagian yang berwarna abu-abu? Itu bukan awan, tapi polusi. Padahal jam masih menunjukkan pukul 13.30 WIB ketika video direkam'
'Isu polusi di Jakarta memang sedang jadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Sejumlah media asing turut menyorot buruknya kualitas udara di kota ini. Bahkan menurut data IQAir Swiss, Jakarta menduduki peringkat pertama dari 10 negara dengan udara terkotor di dunia!'
Kondisi kualitas udara ini juga memancing perhatian warganet.
"Makin banyak yg kena ispa, lama lama pasien kanker paru pun meningkat