Keinginan PDIP untuk mengaet Ridwan Kamil tak lain untuk meraih suara Jawa Barat untuk memenangkan Ganjar Pranowo nanti.
"Ya, latar belakangnya karena Pak Ganjar membutuhkan figur yang bisa memperkuat di Jawa Barat gitu. Nah itu disampaikan Pak Ridwan ke Pak Airlangga," ujarnya.
Namun, kata Ahmad Doli Kurnia tawaran yang disampaikan oleh Megawati itu belum dibicarakan lebih lanjut ke DPP Golkar sehingga dianggap sebagai wacana belaka.
"Nah, karena Ridwan Kamil sekarang Waketum, ya selama memang tidak ada partai politik yang membicarakannya secara resmi datang ke DPP atau kemudian ke Pak Airlangga Hartato, ya itu kami anggap wacana yang berkembang saja," ucapnya.
Dia menegaskan sejauh ini Golkar tidak dalam posisi ingin mengubah keputusan terkait Pilpres 2024.
"Jadi kalau soal pilpres kami sampai sekarang belum mengubah keputusan. Satu-satunya nama untuk kami nominasikan sebagai capres atau cawapres itu masih Pak Airlangga Hartato," ucap Doli.
Keputusan Tepat
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan keputusan yang diambil Golkar sudah tepat.
Lantaran, kata dia, RK masih sangat baru bergabung dengan Golkar.
"Iya memang Golkar sangat rasional sangat hebat tidak mungkin mencawapreskan RK yang baru masuk jadi kader Golkar, masih seumur jagung. Kalau itu dilakukan rugi Golkar jangan-jangan Golkar hanya jadi batu loncatan RK saja untuk menjadi cawapres," ucap Ujang dihubungi, Kamis (14/9/2023).
Ujang menyebut jika RK menjadi cawapres Ganjar itu bukan atas dorongan Golkar.
Melainkan, keinginan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Oleh karena itu apa yang sudah dilakukan Golkar sudah tepat bahwa tidak mencawapreskan RK. Seandainya RK jadi cawapres itu didukung oleh PDIP oleh Megawati bukan Golkar. Kedua, agar Golkar juga tidak terpecah belah, tidak babak belur di Pemilu 2024," jelas dia.
"Kita tahu bahwa Golkar itu sudah ke Prabowo dan arus bawah Golkar termasuk di tingkat Ketua DPP Provinsi, Kabupaten atau Kota untuk berkoalisi dengan Prabowo itu sudah kalkulasi matang," ungkap dia.
Bahkan, Ujang menilai apabila RK menjadi pendamping Ganjar untuk bertarung di Pilpres 2024 Golkar bisa hancur dan terpecah belah.