Fakta-Fakta Seorang Ibu di Pesanggrahan Jaksel Tenggelamkan Bayinya di Ember Berisikan Air

Penulis: Nurmahadi
Editor: Joko Supriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa waktu lalu masyarakat dibuat geram dengan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan bayi yang diceburkan ke dalam ember berisi air. (Ilustrasi - bayi)

TRIBUNTANGERANG.COM - Beberapa waktu lalu masyarakat dibuat geram dengan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan bayi yang diceburkan ke dalam ember berisi air.

Video yang beredar di WAG itu diketahui terjadi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Dalam video tersebut, tampak seorang bayi yang diduga baru berusia tiga bulan, ditenggelamkan sang ibu ke dalam bak besar yang dipenuhi air.

Suara tangisan bayi tersebut terdengar cukup keras. Di sisi lain, terdengar pula ibu dari bayi itu tertawa, usai menceburkan bayinya.

Seakan tak menghiraukan tangisan bayinya, sang ibu masih sempat bersenandung, sambil mengucurkan air ke wajah si bayi.

Di akhir video, ibu tersebut juga tampak membalikan badan bayinya yang tengah berada di dalam bak berisi air.

Sehingga, posisi kepala bayi tenggelam di bawah, sedangkan kakinya berada di atas.

KPAI Turun Tangan

Setelah video tersebut beredar kini  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ikut menyoroti peristiwa tersebut.

Bahkan kabarnya, identitas orang tua yang ada di dalam video tersebut pun sudah diketahui.

KPAI pun akan segera turun tangan untuk mengecek kejiwaan ibu korban.

Ketua KPAI Ai Maryati mengatakan, pihaknya akan memastikan apakah sang ibu memiliki gangguan psikologis, atau depresi, hingga dapat dipastikan kelayakannya dalam mengasuh anak.

“Harus dipastikan depresi itu keterangan medis, psikologis, atau apa. Kalau dalam undang-undang ada, indikator orang tua misalnya tidak memiliki kelayakan untuk mengasuh misalnya, berartikan perlu ada tindakan-tindakan terukur ya, terutama anak ini bisa mendapatkan pengasuhan yang positif,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (17/10/2023).

Selain itu, Maryati menuturkan akan memisahkan ibu dan anaknya sementara, selama proses pengecekan kejiwaan itu berjalan.

Sehingga kata dia, sang anak dapat pengasuhan yang positif.

“Tentu oleh keluarga derajat ke kanan atau ke kiri, misalnya dari pihak keluarga, yang kedua paman, bude, pakde, nenek, kakek itu bisa jadi alternatif,” ujar Maryati.

“Kalau pun tidak ada sama sekali berartikan alternatif terkhir institusi negara yaitu balai atau panti sosial yang memang menyelenggarakan pengasuhan. Inti perlu dicek lebih lanjut, supaya anak tumbuh kembangnya optimal,” tambahnya.

Oleh sebab itu, Maryati mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP3A) dan Polri.

“Tentu kekerasan juga jelas, harus diusut tuntas dan tentu anak harus mendapatkan jangkauan rehabilitas,” ujar dia.

Polisi Periksa Ibu Korban

Polisi sebut telah memeriksa ibu berinisal LN, yang tega menenggelamkan bayinya ke dalam ember besar penuh air, di Jalan Penerangan VI, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

"Jadi polres Jaksel membenarkan tentang adanya video viral tentang ibu yang memandikan bayi secara tidak wajar. Saat ini kami melakukan kegiatan pemeriksaan terhadap ibu inisial LN," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, Selasa (17/10/2023).

Tak hanya sang ibu, polisi juga turut memeriksa ketua RT setempat atas peristiwa tersebut.

Menurut Bintoro, penerapan terkait unsur pidana dalam peristiwa ini, tengah didalami.

Pasalnya kata dia, kini pihaknya masih mengumpulkan beberapa bukti.

"Sejauh ini penerapan unsur pidana masih kami dalami, masih kami kumpulkan bukti, akan kami sampaikam di lain kesempatan," ujar Bintoro.

Mengidap Sindrom Baby Blues

Sementara itu, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), sebut ibu yang tenggelamkan bayinya ke dalam ember berisi air, di Jalan Penerangan VI, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, diduga menderita sindrom baby blues.

"Kami telah berkunjung ke rumah yang bersangkutan pada hari Jumat lalu. Kami kemudian bertemu dengan ibunya dan berdasarkan pengakuan yang bersangkutan, dia mengaku mengalami baby blues," ujar Pejabat Sementara (Pjs) Ketua Umum Komnas PA Lia Latifah, Selasa (17/10/2023).

Berdasarkan keterangan sang ibu. Lia mengatakan ibu dari bayi tersebut alami depresi pasca persalinan.

Menurut Lia, sang ibu depresi lantaran harus merawat ketiga balita sekaligus, setiap hari.

"Jadi kemarin itu ibunya cerita bahwa dia mengalami depresi, dia mengalami stres, mengalami kebingungan pada saat dia harus merawat tiga balita sekaligus", ujar dia.

Karenanya lanjut Lia, sang ibu melakukan aksi yang dapat membahayakan bayinya itu, secara tidak sadar.

"Jadi awalnya gini, karena dia mengalami kelelahan dan capek, kelelahan mengurus bayinya, jadi saat dia melakukan hal itu, dia dalam kondisi enggak sadar," kata Lia.

"Kemudian disaat yang bersamaan dia sambil telponan sama temennya, dia sambil bercanda gitu sama mereka, pada momen itulah dia menceburkan bayi tersebut. Ini berdasarkan keterangan dari ibunya," ucapnya.