Laporan Reporter TRIBUNTANGERANG.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui dinas kesehatannya menargetkan penurunan angka stunting dan anemia dalam peringatan hari gizi nasional ke 64.
Allin Hendalin Mahdiar selaku kepala dinas kesehatan Kota Tangerang Selatan mengatakan angka stunting tahun 2023 di wilayahnya mencapai 836 balita.
Data tersebut berdasarkan dari EPPGBM dinas kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2023.
Dalam keterangannya kepada media, Allin mengatakan sejumlah penyebab stunting di Kota Tangerang Selatan yaitu tempat tinggal, mengalami kasus penyakit menular, keluarga buang besar sembarang, kehamilan dengan status gizi kurang.
Selain itu ada pula calon pengantin terpapar asap rokok, kurang energi kronik, tidak menggunakan kb pasca salin, paparan asap rokok, pemahaman yang rendah terhadap buku KIA dan stunting.
Baca juga: PMI Kota Tangerang Gelar Program Penyuluhan Gizi Seimbang bagi Balita dan Ibu Hamil
Sementara untuk anemia di tahun 2023 lalu, pihaknya melakukan skrining pada 23.592 remaja putri.
"Diantaranya menderita anemia sejumlah 7.165 orang (30,37 persen)," katanya, Kamis (25/1/2024) kemarin.
Untuk itu, dalam memperingati hari gizi nasional ke 64, pihaknya melaksanakan pekan hari gizi nasional dengan mengambil dua tema kegiatan yakni upaya percepatan penurunan stunting, dam percepatan penurunan anemia.
"Untuk stunting temanya “MP-ASI Kaya Protein Hewani 2024 Cegah Stunting” dan untuk penuruanan anemia temanya yakni, sehat dimulai dari saya," kata Allin.
Pihaknya pun membentuk kader remaja DoReMiFaSoLaSiDo (Duta Remaja Anti Anemia, Fahami Sobat Langkah Awal Sehat Dari Diri Sendiri).
Baca juga: Cegah Stunting, Ikatan Istri Dokter Indonesia Sambangi Rumah Singgah Sahabat Gizi
Allin turut membeberkan sejumlah upaya mereka dalam kedua target tersebut.
"Upaya penurunan stunting yaitu kunjungan rumah oleh tim ngider sehat, pelaksanaan pos gizi di seluruh kelurahan, pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil," katanya.
Selain itu, ada pula edukasi kepada masyarakat terkait 1000 hari pertama kehidupan untuk pencegahan terjadinya stunting.
Tak sampai di situ, pihaknya menggelar pelatihan skiring deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan pemberian makan balita dan anak pra sekolah bagi tenaga kesehatan.
Lalu ada pula pelatihan konseling menyusui bagi tenaga kesehatan, pelatihan manajemen terpadu balita sakit dan gizi buruk bagi tenaga kesehatan.
Kemudian, pelatihan pemantauan tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah bagi guru dan kader kesehatan, pembentukan tim asuhan gizi di puskesmas dan rumah sakit.
Baca juga: Cegah Stunting dan Obesitas Pemprov Banten Kampanyekan Pemenuhan Gizi
Lalu orientasi penggunaan antropometri di posyandu, orientasi makanan pendamping ASI bagi tenaga kesehatan dan kader, pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit dan gizi buruk oleh tenaga kesehatan.
Skrining juga dilakikan deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan pemberian makan balita dan anak pra sekolah.
Kemudian rujukan balita stunting, wasting dan weight feltering ke rumah sakit rujukan.
Sementara untuk anemia, Allin mengatakan pelaksanaan skrining anemia remaja putri masih dilakukan.
Kemudian pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri.
Lalu, kader akan mengkampanyekan minum tablet tambah darah sekali dalam seminggu bagi remaja putri, sarapan gizi seimbang dan akiotvitas fisik.
"Ada pula aeminar kesehatan remaja, pelaksanaan posyandu remaja, pemeriksaan kesehatan calon pengantin di fasilitas kesehatan, skrining dan deteksi dini ibu hamil resiko tinggi, ibu bersalin dan bayi balita resiko tinggi," katanya.
Kemudian, kesehatan ibu hamil akan diperiksa sesuai standart serta pemeriksaan USG dasar terbatas oleh dokter umum, sosialiasai KB pasca salin, penyakit menular, hingga web binar dan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan. (Raf)