TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Bidang Pariwisata Taufan Rahmadi menyebut bakal ada dampak negatif yang diterima Indonesia buntut ditemukannya pabrik narkotika di Bali.
Hal ini menyusul langkah Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Polri yang membongkar pabrik pembuatan narkotika jenis ganja hidroponik dan mephedrone di sebuah vila di Canggu, Kabupaten Badung, Bali, 2 Mei 2024 lalu.
Polisi menangkap tiga orang warga negara asing (WNA) dan satu WNI diduga bagian dari sindikat narkoba yang dikendalikan Fredy Pratama.
Keempat tersangka ini berinisial IV dan MV, warga negara Ukraina yang berperan sebagai pembuat dan pemilik pabrik barang terlarang tersebut.
Keduanya menyulap basement atau ruang bawah tanah villa sebagai ladang ganja sekaligus laboratorium.
Berikutnya, seorang warga negara Rusia, berinisial KK, yang bertindak sebagai pengedar, dan seorang WNI, berinisial LM, berperan sebagai operator dan pemegang rekening jaringan Fredy Pratama.
Dari tangan IV dan MV, aparat mengamankan sejumlah barang bukti yakni sebuah alat cetak ekstasi, ganja hidroponik sebanyak 9.799 gram, mephedrone sebanyak 437 gram.
Berikutnya, ratusan kilogram berbagai jenis bahan kimia prekursor dan berbagai macam peralatan pembuatan narkoba jenis mephedrone dan ganja hidroponik.
Sedangkan, dari KK ditemukan barang bukti berupa ganja sebanyak 382,19 gram, hasis 484,92 gram, kokain 107,95 gram, dan mephedrone 247,33 gram.
Kemudian, dari LM ditemukan barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 6 kilogram.
"Ini sebuah alarm buat pariwisata Indonesia. Problem sosial yang dibelitkan wisatawan mancanegara (wisman) di destinasi wisata menjelma jadi gangguan kamtibmas berat. Perilaku ini tentu menjadi noda serius bagi destinas. Ini harus jadi fokus semua stakeholder pariwisata. Sebab, kasus ini muncul di Bali yang notabene salah satu ikon pariwisata dunia. Impak negatif yang ditimbulkannya tentu sangat besar. Semua tahu jika pariwisata merupakan sektor vital bagi perekonomian Indonesia," ujar Taufan, Jumat (17/5/2024).
Efek temuan pabrik narkotika
Menurut Taufan, wisatawan mafia ini bisa diasumsikan sebagai kelompok terorganisir yang menyalahgunakan visa perjalanan wisata.
Mereka menggunakan status wisman sebagai topeng untuk melakukan beragam aktivitas kriminal, termasuk berbisnis narkotika jenis ganja.
Selain narkotika, aktivitas haram lain yang dijalankannya bisa berupa pencucian uang, pencurian, penipuan, dan tindak kriminal lainnya.