Liga Italia

Tak Melulu Soal Soal Bola, Como 1907 Mau Sulap Danau Como Jadi Pusat Wisata

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pemain Como 1907 merayakan lolosnya tim mereka ke Serie A.

TRIBUN TANGERANG.COM, ROMA- Como 1907 ternyata tidak melulu cuma soal sepak bola. Klub milik Grup Djarum itu melabeli diri sebagai "perusahaan 1 miliar dollar".

Lewat SENT Entertainment Ltd yang ditopang bos Grup Djarum, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, mengakuisi Como lima tahun lalu.

Kini Como berhasil merangkak dari Serie D ke Serie A. "Como proyek paling menarik di sepak bola Italia," tulis media Italia, Rivista Undici.

"Promosi ke Serie A adalah konsekuensi dari pekerjaan yang berjalan di ribuan arah berbeda, ada sepak bola tentunya, namun juga ada wisata, bisnis, dan identifikasi terhadap kawasan unik di dunia," tulis Rivista Undici lagi.

Como 1907 memang bukan sekadar sepak bola. Tim berjulukan I Lariani (Si Anak Danau) itu juga bergerak di berbagai lini bisnis lain. Perwakilan Grup Djarum dan Como 1907, Mirwan Suwarso, menegaskan hal itu kepada wartawan-wartawan grup Kompas Gramedia pada Rabu (15/5/2024) siang WIB.

"Kami tidak melihat Como sebagai klub sepak bola saja. Ada delapan anak perusahaan di situ. Kami bilangnya '1 billion dollar enterprise' yang value ekosistemnya harus ditingkatkan baik dari sisi retail, properti, FMCG (Fast Moving Consumer Goods), akademi, dan ada sisi fesyennya juga," ujar Mirwan Suwarso.

Baca juga: Bangganya Cesc Fabregas Bawa Klub Milik Djarum Group Como 1907 Mentas di Serie A

Como 1907 berbasis di salah satu kawasan paling menarik di Eropa. Kota yang berada di region Lombardia itu memiliki Danau Como yang punya daya tarik kuat bagi wisatawan.

"Kami ingin Como menjadi tujuan wisata sepak bola premium di dunia. Itu misi kami. Target kami Amerika dan Inggris dan Eropa lainnya. Kenapa? Danau Como menjadi salah satu tempat yang paling sering dikunjungi di dunia, 40 persen pengunjungnya dari Amerika," tutur Mirwan.

"Mereka sekali datang bisa keluar biaya hotelnya bukan cuma 80 dollar semalam tetapi 500 sampai 1.000-2.000 dollar semalam. Bagaimana caranya kami bisa menarik mereka lebih banyak lagi," katanya menambahkan.

Beberapa waktu silam, dalam sebuah interviu dengan Rai Radio 1, General Manager Como 1907, Carlalberto Ludi, menyebut bahwa bos klubnya, Hartono bersaudara, "sudah membuktikan bahwa mereka bisa melakukan banyak hal".

Salah satunya adalah mempercantik Stadion Giuseppe Sinigaglia agar nantinya kompeten dengan standar persyaratan Serie A. Secara lokasi, stadion itu sangat strategis karena bersandingan dengan Danau Como, destinasi wisata terkemuka Eropa.

Baca juga: Dilatih Kurniawan Dwi Yulianto Klub Milik Hartono Bersaudara Como 1907 Promosi ke Serie A

"Saat mereka datang ke Danau Como, mereka bisa melihat satu ekosistem yang saling menunjang. Kami benar-benar membangun segala hal yang bisa meningkatkan bisnis kami untuk mencapai misi itu," kata Mirwan Suwarso.

"Dari membangun stadion baru yang fokusnya melayani turisme dengan banyak restoran dan bar serta banyak tempat-tempat untuk nongkrong. Mungkin itu stadion pertama di Eropa yang fungsinya adalah melayani turisme bukan melayani pertandingan," ujarnya menambahkan.

Proyek besar ini diharapkan bisa diikuti dengan prestasi di lapangan. Kendati demikian, Hartono bersaudara tak mau muluk-muluk dengan langsung memancang target tinggi di Serie A, kompetisi yang terakhir kali diikuti Como 21 tahun silam.

Como 1907 akan terus melakukan pendekatan yang membawa mereka naik dari Serie D ke Serie A. Hartono bersaudara yang kini berstatus pemilik klub Italia terkaya, tak perlu membuktikan diri. Timnya bakal kembali berbelanja di pasar pemain secara terukur.

"Kalau soal prestasi di lapangan, mungkin jangan terlalu terseok-seok. Tetapi pasti kami menargetkan prestasi maksimal," kata Mirwan Suwarso.

"Target kami musim ini (Serie A 2024-2025) kalau bisa menembus posisi 10. Tetapi sekali lagi kami tidak akan jorjoran. Bos kami tidak perlu mengejar gengsi. Mereka (Hartono bersaudara) perlu sukses di bisnisnya juga," tuturnya menambahkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com