TRIBUNTANGERANG.COM - Jika biasanya cendol identik dengan adonan tepung beras kenyal berwarna hijau yang disiram oleh santan dan gula merah, anda mungkin perlu menikmati Cendol Langkok khas Bukittinggi, Sumatera Barat.
Pasalnya, cendol tersebut memiliki keunikan dari segi rasa yang gurih nan manis.
Selain itu, satu porsi Cendol Langkok memiliki isian yang lebih penuh dan beragam.
Kendati demikian, anda tak perlu jauh-jauh ke tanah Minang untuk bisa menikmati kudapan tersebut.
Di Jalan Inspeksi Kali Grogol, Palmerah, Jakarta Barat, ada satu penjual Cendol Langkok khas Minangkabau yang sudah berjualan sejak 2020 lalu.
Namun, usahanya itu sebenarnya telah masyhur di Bukittinggi sejak 1972.
Kali ini, Warta Kota berkesempatan untuk mencicipi kudapan yang satu ini.
Meski hanya berjualan di pinggir jalan dengan etalase yang berukuran kurang lebih 1x3 meter, namun kudapan Cendol Langkok ini disajikan dengan sangat higenis dan mengedepankan estetika.
Satu porsi Cendol Langkok, akan ditempatkan pada sebuah mangkuk mika plastik yang berdiameter kurang lebih 20 centimeter.
Kemudian, mangkuk tersebut akan diisi oleh beragam isian, mulai dari cendol gula aren yang berwarna cokelat, irisan alpukat, candil, lupis ketan yang ditaburi kelapa parut, dan satu buah serabi telur di atasnya.
Nantinya, penjual Cendol Langkok itu akan memberikan gula merah cair dan santan untuk disiramkan ke mangkuk tersebut.
Praktis, sensasi manis bercampur gurih berpadu menjadi satu dalam satu kali suapan.
Apalagi, ada taburan emping ketan yang ditambahkan di bagian topping cendolnya, sehingga ada kesan 'kres' ketika dimakan.
Menurut penjual Cendol Langkok serabi telur bernama Andin, Langkok sendiri berasal dari bahasa Minang yang berarti lengkap dan kumplit.
"Jadi cendolnya itu ada lupisnya, ada alpukat, ada emping ketan, ada serabi telur," kata Andin saat ditemui di lokasi, Minggu (25/8/2024).
Menurutnya, isian yang beragam dan kumplit itu menjadi ciri khas tersendiri dari Cendol Langkok.
Dia menjelaskan, isian cendol gula aren berwarna cokelat karena adonan tepung sagu yang dicampur gula aren.
Sementara lupisnya, terbuat dari beras ketan yang dipadatkan hingga berbentuk segitiga sama sisi.
"Kemudian, (lupisnya) dibalur sama kelapa" kata Andin.
Adapula isian serabi telur yang garing di luar dan lembut di dalam.
"Kalau yang taburan kecil-kecil ini namanya emping ketan, jadi beras ketan ditumbuk, terus dikeringkan," jelas Andin.
"Ini ciri khasnya cendol orang Minang. Ada emping ketannya," imbuh dia.
Menurut Andin, pembeli bisa menikmati Cendol Langkok dalam kondisi hangat maupun dingin tergantung selera.
Selain itu, ia juga menyediakan daging durian sebagai teman gula aren apabila pembeli menginginkannya.
"Ada yang suka hangat, ada yang suka dingin, ada yang suka pakai es juga. Kalau es-nya nanti belakangan, ada yang suka pake es di tambahin. Ada yang suka dicampur," jelas Andin.
"Ini ada juga yang pakai durian, ada yang biasa, karena kalau di Minang tuh, cendol makannya pakai gula aren, durian gitu. Itu pasti kayak satu paket gitu," imbuhnya.
Andin menyampaikan, kudapan Cendol Langkok itu bisa kuat hingga setengah hari lebih dalam suhu ruang.
Apabila dimasukkan ke lemari pendingin, maka durasi ketahanannya akan jauh lebih lama.
Untuk informasi, Cendol Langkok Andin itu buka setiap hari pukul 08.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Adapun harga satu porsi Cendol Langkok dibanderol dengan harga Rp 20.000. (m40)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News