Karena gagal saat check-in, ibu itu menghubungi nomor yang menjual tiket kepadanya untuk komplain dan masih direspon oleh pemiliki nomor itu. Bukannya diberi penjelasan yang baik dan benar, orang itu malah mengarahkan agar si ibu ini mengotak-atik telepon seluler miliknya. Setelah disuruh pencet angka sekian-sekian yang ternyata adalah panduan untuk mengirimkan uang lewat mobile banking kepada si penjual tiket. Jadi ibu ini sudah tertipu tiket palsu, tertipu lagi sejumlah uang dengan nominal sekira Rp 4.800.000.
Sebenarnya mungkin enggak mendapatkan tiket dengan harga segitu dan durasi waktunya H-1 jadwal penerbangan?
Jika berkaca situasi kemarin, sepertinya sangat sulit mendapat tiket hanya dalam kurun waktu beberapa jam sebelum penerbangan ketika masa periode angkutan Nataru seperti ini. Sebab jumlah pergerakan penumpang pada momen seperti ini sangat tinggi baik masyarakat yang hendak melakukan perjalanan ke luar negeri ataupun penerbangan domestik.
Selanjutnya apa yang dilakukan Polresta Bandara Soekarno-Hatta dalam membantu korban penipuan tersebut?
Kemudian anggota yang menghampiri itu mengajak si ibu untuk ke posko pengamanan yang kebetulan saya sedang melaksanakan giat pengecekan di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Setelah itu kami coba berkomunikasi dengan seluruh maskapai penerbangan untuk minta tolong dibantu mendapatkan tiket. Akan tetapi dengan kondisi seperti ini ternyata dari sekitar pukul 08.00 WIB sampai siang hari tak kunjung mendapatkan tiket penerbangan. Alkhirnya saya berinisiatif menghubungi salah satu maskapai penerbangan milik pemerintah yaitu Garuda Indonesia melalui senior manajer dan menjelaskan kembali kronologi yang menimpa korban sambil meminta tolong agar dicarikan tiket untuk ibu tersebut.
Setelah menunggu beberapa saat syukur Alhamdulillah, Puji Tuhan ternyata pihak Garuda Indonesia menyampaikan kabar kalau tiketnya ada dan langsung dipesan karena jadwal keberangkat pukul 17.00 WIB. Kemudian ibu itu kami antar dari terminal 2 ke terminal 3 langsung pakai mobil dinas Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta dan tidak lama kemudian langsung ke prosesnya checkin berikut barang bawaan karena sudah mau boarding pesawatnya, lalu kami dapat informasi kemarin setelah sampai di Bandara Kualanamu, ibu itu memberi kabar kalau sudah sampai di Medan.
Tiket pesawat Garuda Indonesia itu yang beli pakai duit pribadi? Kenapa mau dan alasannya kenapa?
Mungkin alasan yang membuat saya harus membantu ibu ini ya karena rasa kemanusiaan, ketika melihat kondisi kedukaan dan kemalangan yang menimpa ibu itu ditambah juga dia menjadi korban penipuan saya tergerak membantu dengan merespon membeli tiket pesawatnya pakai uang sendiri karena transfer dari mobile banking milik saya saat itu juga.
Terlebih ibu itu menunjukkan jumlah saldo dalam rekeningnya setelah kejadian yang menimpanya hanya tinggal ratusan ribu saja, ditambah uang tunai yang ada dalam dompetnya hanya seadanya saja. Maka dengan kondisi seperti itu, kami dari kepolisian inisiatif turut memberi sedikit bantuan karena dari Bandara Kualanamu ke rumahnya itu juga kan harus butuh transportasi. Sementara untuk waktu kapan ibu itu kembali ke Jakarta belum ada informasi, yang terpenting sekarang beliau sudah sampai di Medan dan bisa mengikuti rangkaian proses pemakaman keluarga dan lain sebagainya. Mungkin nanti kalau situasinya sudah kondusif kamu akan komunikasikan kembali karena kami juga perlu untuk meminta keterangan lebih lanjut ibu itu menjadi korban penipuan.
Pasalnya untuk kasusnya sendiri anggota kami dari Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta sudah melakukan langkah-langkah penyelidikan dan nanti setelah ibu itu kembali tentu kita akan melakukan proses pemeriksaan, termasuk bukti-bukti dan kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus ini. Kalau kita sampaikan bahwa musibah yang menimpa ibu itu adalah kasus pemberatan ya, karena korban dalam kondisi sedang berduka masih saja ditipu, tentu nanti akan mohon-mohon doa dari masyarakat supaya dapat mengungkap kasus ini, serta memproses pelaku sesuai perbuatannya.
Agar terhindar dari peristiwa serupa, apakah ada tips menghindari penipuan untuk masyarakat?
Berdasarkan informasi yang pernah saya baca bahwa korban penipuan itu adalah orang-orang yang dalam situasi emosinya yang tidak bisa dikontrol. Karena emosi itu bukan hanya marah, orang dalam keadaan sedih, panik dan galau itu terkadang tidak bisa membuat berpikir logis dan rasional, karena itu bagian pengaruh social engineering.
Maka pertama tentu tips kami kepada masyarakat yang pertama adalah penjualan tiket saat ini kan sudah banyak menggunakan aplikasi yang terpercaya, termasuk sebenarnya website maskapai penerbangan itu sendiri sudah lumrah digunakan, karena kalau membeli langsung di terminal itu tidak bisa.
Ada mungkin beberapa informasi tentang jadwal penerbangannya kapan, harganya berapa, jenis pesawat apa itu lengkap. Jadi masyarakat bisa memilih jadwal penerbangan mereka secara langsung sehingga bisa lebih terpercaya dan aman dari aksi-aksi penipuan.
(m28-bersambung)