Jumlahnya Tidak Seperti yang Dijanjikan, Persib Bandung Tolak Terima Bonus dari ASN Pemprov Jabar

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TOLAK UANG BONUS- Persib Bandung menolak uang bonus dari ASN Pemprov Jawa Barat senilai Rp Rp 365 juta. Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar menolak karena sebelumnya dijanjikan bonus Rp 1 miliar. (instagram@persib)

TRIBUN TANGERANG.COM, BANDUNG- Polemik soal bonus untuk Persib Bandung tidak kunjung selesai. Diketahui Persib Bandung menjadi juara Liga 1 musim 2024/2025.

Atas prestasi tersebut, Gubernur Jawa Barat memberikan uang bonus kepada penggawa Maung Bandung.

Dari kocek pribadinya, Dedi Mulyadi mengeluarkan dana Rp 800 juta dan Rp 200 juta dari menjual sapi.

Hasilnya, dia menyerahkan uang sebesar Rp 1 Miliar untuk bonus pemain Persib.

Selain itu, Dedi Mulyadi juga menjanjikan dana Rp 1 miliar tambahan.

Namun dana itu berasal dari ASN se-Provinsi Jawa Barat.

Namun hingga kini dana tersebut tidak kunjung cair.

Terbaru Persib Bandung menolak menerima dana bonus hasil patungan Aparatur Sipil Negara (ASN) Jawa Barat itu.

Alasannya, dana yang terkumpul di luar dari jumlah yang dijanjikan yakni senilai Rp 1 Miliar

Kenyataanya dana yang diberikan yang disebut berasal dari ASN Pemprov Jawa Barat 'cuma' senilai Rp 365 juta. 

Jumlahnya yang tidak sesuai janji Dedi Mulyadi membuat Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar, secara tegas menyatakan penolakan.

Dia juga mempersoalkan kejelasan asal-usul serta total sebenarnya dari dana yang diserahkan oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman.

Menurut Umuh, dirinya mencurigai bahwa jumlah dana yang sebenarnya dikumpulkan bisa saja telah mencapai Rp 1 miliar, sebagaimana janji awal, namun yang diserahkan hanya Rp 365 juta.

“Saya curiga jangan-jangan dari ASN sudah Rp 1 miliar, terus diberikan cuma Rp 365 juta. Itu yang jadi kecurigaan saya. Jadi saya tidak mau terima, sudah saya suruh staf untuk mengembalikan,” tegas Umuh usai latihan tim di Stadion GBLA, Senin (30/6/2025).

Meski begitu, Umuh mengakui bahwa jika jumlah dana yang dijanjikan telah mencapai Rp 1 miliar secara utuh dan sumbernya jelas dari pribadi para ASN, maka pihaknya mungkin akan mempertimbangkan kembali.

“Kalau sudah Rp 1 miliar dan jelas, nanti bobotoh juga tahu. Tapi kita akan pertimbangkan dulu karena kami juga punya pimpinan,” ucap Umuh.

Ia juga menekankan bahwa bonus kepada pemain harus datang dari sumber yang transparan dan tidak menimbulkan pertanyaan publik.

“Saya lebih dari itu sudah sering keluar uang pribadi buat pemain. Kalau uangnya dari pribadi ASN juga harus jelas, bukan dari APBD, bukan pinjaman, bukan minta dari pihak lain. Jadi sekarang saya belum berani terima,” ujar Umuh.

Gubernur Jabar: Bonus dari Pribadi, Tak Boleh Pakai APBD

Pernyataan Umuh muncul setelah sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjanjikan bonus sebesar Rp 2 miliar untuk Persib Bandung setelah menjuarai Liga 1 musim 2024/2025.

Dalam perayaan juara di Gedung Sate pada Minggu (25/5/2025), Dedi mengatakan bahwa dana tersebut tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Bonus enggak boleh pakai APBD, dana pemerintah. Bonus dari saya Rp 1 miliar. Dan saya tugaskan Pak Sekda untuk mengoordinasikan para pejabat Pemprov Jabar agar memberi bonus Rp 1 miliar. Tapi tidak boleh pakai APBD,” ujar Dedi di hadapan Bobotoh.

Dedi pun membeberkan bahwa dana dari dirinya berasal dari tabungan pribadi sebesar Rp 800 juta dan hasil penjualan sapi senilai Rp 200 juta.

“Uangnya jelas, saya ambil tabungan Rp 800 juta, lalu saya jual sapi, dapat Rp 200 juta. Jadi total Rp 1 miliar, halal,” ujarnya, Senin (26/5/2025).

Sedangkan sisa Rp 1 miliar lainnya, Dedi berharap berasal dari iuran sukarela para ASN dan pejabat Pemprov Jabar. Dana tersebut dikumpulkan tanpa paksaan dan wajib menggunakan uang pribadi, bukan dari APBD ataupun dana kedinasan.

Sekda Jabar: Penggalangan Dana Sukarela, Baru Terkumpul Rp 50 Juta

Sekda Jawa Barat, Herman Suryatman, menyampaikan bahwa hingga akhir Mei 2025, dana yang berhasil dikumpulkan dari iuran ASN baru mencapai Rp 50 juta.

Dana ini disimpan dalam rekening khusus dan diklaim tidak bercampur dengan anggaran pemerintah.

“Tidak diwajibkan dan tidak ada patokan jumlah. ASN yang menyumbang juga tandatangan fakta integritas untuk memastikan uangnya bukan dari APBD atau dana kedinasan,” jelas Herman.

Meski begitu, Umuh tetap menolak menerima dana tersebut jika belum transparan dan belum sesuai janji awal.

“Kalau memberi rincian, semua orang percaya. Siapa saja yang menyumbang itu, uangnya dari mana, harus jelas. Sekarang belum ada kejelasan,” tegas Umuh.

Sebagai informasi, dana Rp 1 miliar yang berasal dari pribadi Gubernur Dedi Mulyadi telah diterima Persib dan tidak menjadi masalah. Namun, dana patungan dari ASN masih menjadi polemik.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News