Kisah Pilu Nenek 75 Tahun Asal Kresek Tangerang yang Hidup di Rumah Hampir Roboh Puluhan Tahun

Laporan Reporter Tribuntangerang.com, Nurmahadi

TRIBUNTANGERANG.COM, KRESEK - Kisah pilu dialami Sanarti, seorang nenek berusia 75 tahun tinggal sebatang kara di rumah yang hampir roboh di Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten. 

Rumah berkelir merah muda itu menjadi tempatnya bernaung dari terik matahari sejak puluhan tahun lalu. 

Atapnya yang nyaris ambruk serta dinding rumah yang sudah terkelupas membuat Sanarti kerap mengalami ketakutan jika diterpa angin kencang. 

Terlebih jika disertai hujan membuatnya tak bisa tertidur lelap lantaran air hujan kerap membanjir rumahnya. Bahkan genteng di bagian luar rumahnya kerap berjatuhan hampir setiap hari. 

"Kalau hujan bocor di mana-mana, emak suka enggak bisa tidur," keluh Sanarti saat disambangi, Senin (8/9/2025). 

Rumah permanen itu telah ditinggali Sanarti selama 30 tahun lebih. Berisi satu ruang tengah, tiga kamar kecil serta dapur. 

Ibu dari tiga anak itu hidup sebatang kara lantaran dua anaknya telah meninggal dunia. 

Sementara satu anaknya tinggal di Jakarta karena harus ikut bersama sang suami. 

Kerusakan rumahnya telah terjadi sejak 10 tahun belakangan ini. Sarnati mengaku sudah dua kali mengajukan ke Desa Talok agar rumahnya bisa mendapat bantuan bedah rumah. 

"Sudah dua kali dari tahun kemarin ngajuin supaya dapat bantuan, cuma belum disetujui karena bukan rumah semi permanen," jelasnya. 

Hingga akhirnya pada tahun ini rumahnya terpilih dalam Program Bedah 1.000 Rumah Tak Layak Huni dari Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid. 

Sarnati mengaku bersyukur dan sangat berterima kasih karena rumahnya bisa direnovasi. 

"Alhamdulillah bersyukur banget, terima kasih kepada pak Bupati," ungkapnya. 

Terkini atap rumah Sarnati telah dirombak sepenuhnya, menyisakan bagian dapur untuk sekadar beristirahat.