Demonstrasi di Indonesia

Daftar 5 Anggota DPR RI Dinonaktifkan, Ada yang Rumahnya Dijarah hingga Bikin Video Permohonan Maaf

Langkah ini diambil setelah pernyataan dan sikap mereka dinilai menyakiti hati publik, terlebih setelah tragedi meninggalnya pengemudi ojek online

Editor: Joseph Wesly
(Tangkap layar Kompas TV/Tangkap layar)
DINONAKTIFKAN- Kolase Eko Patrio, Sahroni dan Uya Kuya. Ketiganya dinonaktifkan partainya sebagai anggota DPR ini. Selain itu ada juga nama Adies Kadir dan Nafa Urbach.(Tangkap layar Kompas TV/Tangkap layar) 

Unggahan itu dianggap menambah luka di tengah keresahan publik mengenai kenaikan tunjangan DPR.

3. Ahmad Sahroni (Nasdem)

Dari Fraksi Nasdem, Ahmad Sahroni dicopot setelah ucapannya dinilai arogan dan merendahkan rakyat.

Dalam kunjungan kerja di Medan, ia menyebut orang yang mendukung pembubaran DPR sebagai “orang tolol sedunia”.

Pernyataan ini langsung menuai kecaman luas dan berujung pada keputusan tegas dari Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh. Mulai 1 September 2025, Ahmad Sahroni resmi nonaktif sebagai anggota DPR RI.

Rumahnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, juga digeruduk massa hingga dijarah habis.

4. Nafa Urbach (Nasdem)

Selain Ahmad Sahroni, Nafa Urbach juga terkena sanksi serupa dari Partai Nasdem. Ia dinilai tidak memiliki empati terhadap kondisi masyarakat karena mendukung tunjangan rumah sebesar Rp50 juta untuk anggota dewan.

Pernyataannya mengenai kemacetan dari Bintaro ke Senayan makin memperburuk citra.

Massa yang marah kemudian menyerang rumahnya di Bintaro. Sejumlah barang berharga dilaporkan hilang akibat penjarahan.

5. Adies Kadir (Golkar)

Politikus Partai Golkar, Adies Kadir, juga ikut dinonaktifkan. Ia dianggap tidak sensitif setelah menjelaskan secara detail kenaikan berbagai tunjangan anggota DPR, mulai dari tunjangan beras hingga bensin.

Pernyataan itu memicu kekecewaan mendalam masyarakat, terlebih karena disampaikan dengan nada bercanda.

Sekjen Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, menyebut keputusan ini diambil demi meredam gejolak sosial yang semakin meningkat.

Kasus ini menjadi pukulan telak bagi citra DPR RI. Lima anggota dewan dari berbagai partai politik kini harus menanggung konsekuensi dari ucapan dan tindakannya.

Publik menuntut agar momentum ini menjadi titik balik bagi parlemen untuk lebih berhati-hati dalam bersikap, sekaligus mengutamakan aspirasi rakyat di atas kepentingan pribadi dikutip dari Tribunnews.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved