Rocky Gerung Nilai Mundurnya Rahayu Saraswati dari DPR Jadi Momentum Etika Baru untuk Politisi

Pengamat politik Rocky Gerung memuju keputusan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mundur dari anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra.

Editor: Joko Supriyanto
kolase tribun
Menurut Rocky, seseorang yang mau menilai diri sendiri dan berani mengakui bahwa dirinya telah menyakiti hati rakyat itu menunjukkan kualitas dirinya sebagai manusia. 

"Nah, model semacam ini yang kita inginkan sebetulnya itu tanpa harus diperintah oleh partai, tanpa harus ditekan oleh rakyat, tetapi datang dari kesadaran diri," ucapya.

"Itu yang kita sebut sebagai kondisi awal yang diperlukan ketika seseorang berupaya untuk memikirkan rakyat dan di dalam kecelakaan kecil dia tahu bahwa dia gagal untuk mewakili kepentingan rakyat," papar Rocky.

Rocky berpendapat, Rahayu sebenarnya bisa hanya meminta maaf, tetapi karena dia merasa sudah menyakiti hati rakyat dengan perkataannya, dia lebih memilih berhenti.

"Dia bisa minta maaf, tetapi sekaligus dia mengatakan karena saya bersalah, saya merasa saya menyakiti rakyat, maka saya berhenti," ucapnya. 

"Dan tidak ada lagi alasan lain karena secara absolut moral dari Rahayu Saraswati itu mengatakan bahwa dia bertanggung jawab. Oleh karena itu, dia mengundurkan diri dari kedudukan dia sebagai wakil rakyat," lanjut Rocky.

Baca juga: Sosok Rahayu Saraswati Anggota DPR RI yang Memilih Mundur, Keponakan Presiden Prabowo

Dalam pernyataan podcast sebelumnya, Rahayu mengatakan bahwa dirinya merupakan bagian generasi milenial yang memiliki pandangan agar tidak bersandar pada sektor pekerjaan yang sudah melalui masa otomasi.

Lalu dia mengajak anak muda menjadi pengusaha baik di bidang kuliner, fashion, multimedia, dan lainnya.

“Menurut saya, anak-anak muda, ayo kalian kalau punya kreativitas jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur, daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-teman lu,” kata Rahayu.

Rahayu mengatakan bahwa terdapat banyak sektor yang bisa digarap anak muda dan tidak hanya bersandar pada sektor padat karya. 

Meski demikian, ia menyebut sejumlah industri besar seperti pangan dan hilirisasi yang menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto akan meningkat. 

“Jangan hanya bersandar, karena kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti, yang di mana kita bersandar kepada si raja, dan si ratu, dan si priyayi untuk kasih kita kerjaan. No, kita sudah move on dari situ,” ujar Rahayu.

Setelah ucapannya itu menimbulkan kontroversial dan dikritik publik, Rahayu pun menyampaikan permohonan maaf dan mengatakan bahwa dirinya tidak berniat meremehkan rakyat, terutama para generasi muda.

“Tidak ada maksud maupun tujuan dari saya sama sekali untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat, terutama anak-anak muda yang ingin berusaha, tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan,” kata Rahayu, Rabu.

Namun, Rahayu tetap menyarankan masyarakat agar menonton podcast tersebut secara utuh agar mengetahui apa inti dan maksud yang dia sampaikan saat itu.

“Saya berbicara dengan pembawa acara selama 42 menit lebih tentang berbagai isu. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui apa saja yang saya sampaikan secara menyeluruh, silakan menonton agar mendapatkan konteks dari apa yang saya sampaikan. Pernyataan saya diambil dari menit ke-25 sampai menit ke-27,” kata dia.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved