Layanan Al-Quran Multibahasa dan Inklusif Segera Hadir di Perpustakaan UIN Jakarta

Kami ingin membawa perpustakaan ini menjadi ikon akademik. Salah satunya dengan menghadirkan corner khusus kajian tafsir Nusantara

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
(TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico)
AL-QURAN MULTI BAHASA- Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tengah mengembangkan pusat layanan khusus Al-Quran dan Tafsir Nusantara di Perpustakaanya, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. (TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico) 

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT- Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tengah mengembangkan pusat layanan khusus Al-Quran dan Tafsir Nusantara di Perpustakaanya, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Kepala Perpustakaan UIN Jakarta, Agus Rifai mengatakan program ini merupakan bagian dari inisiatif akademik untuk mengintegrasikan kekayaan khazanah tafsir lokal ke dalam ruang pembelajaran, riset, serta pengabdian masyarakat.

Menurutnya perpustakaan UIN Jakarta tak hanya menjadi tempat peminjaman buku, tetapi telah bertransformasi menjadi co-working space akademik yang mendukung kolaborasi, konsultasi, dan inovasi.

"Kami ingin membawa perpustakaan ini menjadi ikon akademik. Salah satunya dengan menghadirkan corner khusus kajian tafsir Nusantara, bekerja sama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ)," jelas Agus Rifai kepada TribunTangerang.com, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (17/9/2025).

Perpustakaan UIN Jakarta, lanjut Agus Rifai, mengambil inisiatif menghadirkan titik layanan dari Lajnah Library milik Kementerian Agama RI ke dalam lingkup universitas. Tujuannya adalah membuka akses terhadap beragam karya tafsir klasik dan kontemporer yang selama ini hanya tersedia di Lajnah Library di Taman Mini.

Langkah ini dinilai relevan karena UIN Jakarta memiliki Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir, yang sangat membutuhkan referensi khas seperti Tafsir Tafsir Tarjuman al‑Mustafid, Tafsir Marah al‑Labid (Al‑Munir), Tafsir An‑Nur, Tafsir Al‑Azhar (Hamka), Tafsir Al‑Mishbah (M. Quraish Shihab).

"Mahasiswa nanti bisa mengakses informasi digital, bahkan koleksi fisik jika diperlukan. Kalau fisiknya tidak ada di sini, informasi akan menunjukkan bahwa koleksi tersebut tersedia di Lajnah,” tambah Agus.

Pihaknya telah membuka komunikasi awal dan menyambut baik rencana penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) untuk merealisasikan Lajnah Corner di lantai 6 gedung perpustakaan. 

Agus menjelaskan, produk unggulan dari Lajnah yang menjadi perhatian adalah Al-Quran dalam Bahasa Isyarat, sebuah terobosan inklusif untuk difabel rungu-wicara. Selain itu, tersedia juga terjemahan Al-Quran dalam berbagai bahasa daerah, seperti Sunda, Jawa, Batak, dan lainnya.

“Sayangnya, produk-produk seperti ini masih belum banyak dikenal masyarakat, termasuk kalangan akademik. Di sinilah peran penting perpustakaan untuk menjadi jembatan informasi,” terang Agus Rifai.

Agus Rifai menekankan pustakawan memiliki peran strategis, bukan sekadar penjaga buku, melainkan sebagai “tour guide akademik” yang mampu menjelaskan isi buku secara deskriptif dan menarik.

“Misalnya, ketika menjelaskan tafsir Syekh Nawawi al-Bantani, pustakawan harus tahu latar belakangnya, isi tafsirnya, serta relevansinya dengan kajian saat ini,” jelasnya.

Untuk itu, perpustakaan UIN juga mendorong peningkatan kompetensi pustakawan, termasuk dalam literasi digital dan pemahaman dasar keislaman, agar mereka mampu menjalankan perannya secara optimal. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved