Terungkap Alasan Kenapa Mikrofon Prabowo Sempat Dimatikan saat Pidato Soal Palestina di Markas PBB

Kala itu Prabowo sedang berbicara mengenai solusi dua negara untuk Palestina dan Israel di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat

Editor: Joseph Wesly
(Foto: Sekretariat Presiden)
MIKROFON DIMATIKAN- Presiden Prabowo Subianto berpidato di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat pada Senin (22/9/2025). (Foto: Sekretariat Presiden) 

TRIBUN TANGERANG.COM, NEW YORK- Mikofon yang digunakan presiden RI Prabowo Subianto sempat dimatikan saat berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB.

Mikrofon yang dipakainya mati saat Prabowo sedang berbicara mengenai solusi dua negara untuk Palestina dan Israel di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).

Mik tersebut mati setelah Prabowo berbicara sekitar berbicara sekitar lima menit.

Kala itu suara Prabowo sedang berpidato melalui kanal YouTube United Nations itu tiba-tiba terputus suaranya.

“Kita siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kita siap menyediakan pasukan penjaga perdamaian…,” ujar Prabowo sebelum suaranya mendadak hilang meski ia masih terlihat berbicara di mimbar.

Tak lama kemudian seorang petugas perempuan mendekat, dan mikrofon kembali menyala. Prabowo pun menutup pidatonya dengan menyerukan, “Damai, damai sekarang! Damai, segera! Kita butuh perdamaian. Terima kasih banyak.”

Penjelasan Kementerian Luar Negeri

Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri RI, Hartyo Harkomoyo atau Yoyok, menjelaskan bahwa mikrofon dimatikan bukan karena gangguan teknis, melainkan karena aturan resmi sidang PBB.

“Berkaitan dengan pidato pertemuan di atas, terdapat rule of procedure bahwa setiap negara mendapat kesempatan lima menit,” ujar Yoyok dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9/2025).

Ia menambahkan, apabila pidato melebihi lima menit, sistem otomatis mematikan mikrofon dalam tayangan live streaming PBB. “Jadi suara yang tidak terdengar di video/streaming dikarenakan pidato yang lebih dari waktu yang ditentukan,” jelasnya.

KTT bertajuk Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara itu dipimpin bersama oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud.

Forum ini menjadi ajang penting komunitas internasional untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap solusi dua negara dan menggalang dukungan bagi implementasinya. Indonesia hadir sebagai salah satu anggota core group yang mengawal proses perdamaian.

Kehadiran Presiden Prabowo menegaskan posisi Indonesia yang konsisten memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Indonesia mendapat prioritas berbicara karena termasuk dalam core group.

Prabowo menyampaikan pernyataannya pada urutan kelima, setelah Yordania, Turkiye, Brasil, dan Portugal, dari total 33 negara dan organisasi internasional yang diundang dikutip dari Tribunnews

Para pemimpin dunia dalam forum tersebut juga menegaskan dukungan bagi implementasi penuh New York Declaration menuju terwujudnya Two-State Solution. Indonesia sendiri berperan penting dalam penyusunan dokumen yang disahkan oleh Majelis Umum PBB itu.

Turut mendampingi Prabowo, antara lain Menlu Sugiono, Menteri HAM Natalius Pigai, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Wakil Tetap RI untuk PBB Umar Hadi.

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved