Isi Pidato Presiden RI Prabowo Subianto di KTT PBB Sebelum Insiden Mikrofon Mati

Inilah isi lengkap pidato Presiden RI Prabowo Subianto di forum Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) .

Editor: Joko Supriyanto
/Foto: Sekretariat Presiden
MIKROFON DIMATIKAN- Presiden Prabowo Subianto berpidato di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat pada Senin (22/9/2025). /Foto: Sekretariat Presiden 

TRIBUNTANGERANG.COM - Inilah isi lengkap pidato Presiden RI Prabowo Subianto di forum Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) yang tengah mencuri perhatian publik.

Pasalnya saat dipenghujung pidatonya berakhir, justru mikrofon Prabowo Mati. Kejadian inilah yang kini mencuri perhatian publik.

Ada beberapa Kepala Negara yang turut berpidato dalam forum itu, bahkan pidato tersebut juga disiarkan langsung oleh kanal YouTube United Nations, Selasa (23/9/2025).

Presiden Prabowo berbicara usai Raja Yordania Abdullah II bin Al Hussein, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, Presiden Brasil Luis Ignacio Lula Da Silva, dan Presiden Portugal Marcel Rebelo de Sousa.

Prabowo juga menyerukan kepada negara-negara anggota PBB untuk segera mengakui Palestina dan menghentikan perang.

Baca juga: Daftar 44 Negara yang Belum Mengakui Negara Palestina, Termasuk AS

Prabowo berpidato dalam bahasa Inggris dan berikut adalah terjemahan bahasa Indonesia-nya;

Yang terhormat Presiden Prancis Emmanuel Macron, Yang Mulia Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, selaku pimpinan bersama (co-chairs) pertemuan terhormat ini. 

Pimpinan sidang, perwakilan sidang PBB yang terhormat, Saya ingin menyampaikan penghargaan dan penghormatan tertinggi kami kepada Pemerintah Prancis dan Kerajaan Arab Saudi atas kepemimpinan dan keyakinan mereka dalam musyawarah penting ini.

Dengan sepenuh hati, kami mengenang tragedi tak terperi yang sedang berlangsung di Gaza. Ribuan nyawa tak berdosa, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, telah terbunuh, kelaparan membayangi. Bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita.

Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak berdosa. Oleh karena itu, hari ini dengan bermartabat kita berkumpul untuk mengemban tanggung jawab sejarah kita.

Tanggung jawab ini tidak hanya berbicara tentang nasib Palestina, tetapi juga tentang masa depan Israel, dan juga tentang kredibilitas PBB. Kami mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa.

Oleh karena itu, Indonesia sekali lagi menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara dalam masalah Palestina. Hanya solusi dua negara yang akan membawa perdamaian. Kita harus menjamin kenegaraan Palestina.

Namun, Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui negara Israel. Dan kami akan mendukung semua jaminan keamanan Israel.

Deklarasi New York telah menyediakan jalan damai dan adil menuju perdamaian. Kenegaraan harus berarti perdamaian. Pengakuan harus berarti peluang nyata menuju perdamaian abadi. Harus ada perdamaian sejati bagi semua pihak.

Yang Mulia, Negara-negara terkemuka di dunia yang mengambil langkah-langkah prinsip ini, Prancis, Kanada, Inggris, Portugal, dan banyak negara terkemuka di dunia telah mengambil langkah di sisi sejarah yang benar.

Pengakuan negara Palestina adalah langkah yang tepat di sisi sejarah yang benar. Bagi mereka yang belum bertindak, kami katakan: Sejarah tidak berhenti. Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza.

Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan, kita harus mengatasi kecurigaan, kita harus mencapai perdamaian yang dibutuhkan umat manusia.

Kita siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kita siap menyediakan pasukan penjaga perdamaian. (audio tak terdengar) Damai, damai sekarang! Damai, segera! Kita butuh perdamaian. Terima kasih banyak.

Mikrofon Prabowo Mati

Mikrofon yang digunakan Presiden Prabowo Subianto mati saat pidato dalam KTT terkait solusi dua negara untuk Palestina dan Israel.

Kementerian Luar Negeri RI menjelaskan alasan suara Presiden RI Prabowo Subianto tiba-tiba tidak terdengar dalam saluran siaran langsung milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) webtv.un.org, dalam Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di New York, Amerika Serikat, Senin (22/9/2025).

Baca juga: Daftar 151 Negara yang Mendukung Palestina sebagai Negara, Terbaru Prancis

Direktur Informasi dan Media Kemenlu Hartyo Harkomoyo menjelaskan, mikrofon dimatikan karena Prabowo berbicara lebih dari aturan yang diberikan.

"Berkaitan dengan pidato pertemuan di atas, terdapat rule of procedure bahwa setiap negara mendapat kesempatan lima menit," kata pria yang akrab disapa Yoyok ini dalam pesan singkat, Selasa (23/9/2025).

Yoyok mengatakan, apabila pidato lebih dari lima menit, mikrofon akan dimatikan dalam video live streaming milik PBB

"Jadi suara yang tidak terdengar di video/streaming dikarenakan pidato yang lebih dari waktu yang ditentukan," kata Yoyok.

(Kompas.com/Danu/Singgih)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved