Hari Pahlawan

Daftar 10 Nama yang Menerima Anugerah Gelar Pahlawan Nasional Hari Ini

Cek daftar 10 nama yang menerima anugerah gelar Pahlawan Nasional, tepat di momentum Hari Pahlawan Nasional, Senin (10/11/2025).

Editor: Joseph Wesly
(Instagram @arsip_indonesia)
JADI PAHLAWAN NASIONAL- Presiden ke-2 RI Soeharto saat santi duduk di tanah. Soeharto resmi menerima anugerah gelar Pahlawan Nasional. (Instagram @arsip_indonesia) 
Ringkasan Berita:
  • Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025.
  • Di antara penerima gelar tersebut terdapat Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
  • Para tokoh yang dianugerahi berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dengan bidang jasa beragam seperti politik, pendidikan Islam, hukum, sosial, dan perjuangan bersenjata.

 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA- Cek daftar 10 nama yang menerima anugerah gelar Pahlawan Nasional, tepat di momentum Hari Pahlawan Nasional, Senin (10/11/2025).

Dari 10 nama tersebut, Presiden ke-2 RI Soeharto terpilih menjadi satu di antara 10 sosok yang dinyatakan sebagai pahlawan nasional.

Lantas siapa saja nama mereka?

Daftar 10 Nama yang Menerima anugerah Gelar Pahlawan Nasional

1. Abdurrahman Wahid 

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Presiden Republik Indonesia (RI) ke-4 menerima gelar Pahlawan Nasional, yakni sebagai tokoh dari provinsi Jawa Timur, Pahlawan nasional bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam.

2. Soeharto

Soeharto, Presiden ke-2 RI merupakan tokoh dari Jawa Tengah mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional bidang perjuangan bersenjata dan politik.

3. Marsinah
Tokoh Jawa Timur, Pahlawan NAsional Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan.

4. Mochtar Kusumaatmadja

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, tokoh dari Jawa Barat didapuk sebagai pahlawan dari bidang perjuangan hukum dan politik.

5. Rahmah Yunusiyah

Rahmah Yunusiyah tokoh dari provinsi Sumatera Barat, pahlawan nasional bidang perjuangan pendidikan Islam.

6. Sarwo Edhie Wibowo

Jenderal TNI purnawirawan Sarwo Edhie Wibowo tokoh provinsi Jawa Tengah, jadi pahlawan nasional bidang perjuangan bersenjata.

7. Sultan Muhammad Salahuddin 

Sultan Muhammad Salahuddin tokoh dari Provinsi NTB pahlawan bidang perjuangan pendidikan dan diplomasi.

8.  Syaikhona Muhammad Kholil

Syaikhona Muhammad Kholil tokoh Jawa Timur pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam.

9. Tuan Rondahaim Saragih

Rondahaim Saragih Garingging atau Tuan Rondahaim Saragih Garingging tokoh dari Sumatera Utara, pahlawan bidang perjuangan bersenjata.

10. Zainal Abidin Syah
Zainal Abidin Syah tokoh dari Maluku Utara pahlawan bidang perjuangan politik dan diplomasi.

Sosok Soeharto

Soeharto terpilih menjadi pahlawan nasional. Eks mertua Presiden Prabowo ini dipilih karena jasanya mengisi pembangunan pasca Indonesia Merdeka.

Soeharto juga memiliki julukan bapak pembangunan nasional.

Berikut 5 fakta Soeharto

Sosok Jenderal Kelahiran Yogyakarta

Melansir laman resmi Perpusnas, Soeharto lahir di Kemusuk, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ayahnya bernama Kertosudiro, seorang petani yang juga menjadi pembantu lurah dalam pengairan sawah, sedangkan ibunya bernama Sukirah.

Pada tahun 1941, Soeharto terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah. 

POTONG GAJI MENTERI- Presiden ke-2 RI Soeharto saat santi duduk di tanah. Soeharto memotong gajinya dan para menteri setahun untuk membiayai makan siang gratis untuk korban PHK di tahun 1998. (Instagram @arsip_indonesia)
POTONG GAJI MENTERI- Presiden ke-2 RI Soeharto saat santi duduk di tanah. Soeharto memotong gajinya dan para menteri setahun untuk membiayai makan siang gratis untuk korban PHK di tahun 1998. (Instagram @arsip_indonesia) ((Instagram @arsip_indonesia))

Setelahnya, Soeharto resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Karier militernya dimulai dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen berpangkat Mayor, dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada 1 Oktober 1965, setelah peristiwa G30S/PKI, Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. 

Beliau juga dikukuhkan sebagai Pangad, dan ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno.

2. Dapat Julukan "The Smiling General"

Presiden Soeharto lekat dengan julukan “The Smiling General” atau Jenderal yang Tersenyum. Julukan ini bahkan menjadi judul buku biografi Soeharto karya OG Roeder, penulis asal Jerman Barat.

Melansir Kompas.com (30/01/2008), Ismail Saleh, Menteri Kehakiman masa pemerintahan Soeharto, menyebut bahwa rakyat terkesan dengan kebiasaan Soeharto tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.

“Ini tidak terlepas dari latar belakang almarhum yang besar di lingkungan pedesaan sehingga rasa kekeluargaannya tinggi,” ujar Ismail Saleh.

Aura wibawa jenderal berbintang lima ini tetap kuat walaupun sering terlihat menebar senyum.

3. Lekat dengan Sebutan Keluarga Cendana

Keluarga Presiden Soeharto sangat identik dengan Keluarga Cendana. Rumah Cendana berada di Jalan Cendana 6-8, Menteng, Jakarta Pusat. 

Kesan militer terlihat jelas dari desain rumah yang dilengkapi pos penjagaan. Disanalah keenam anak Soeharto dan Siti Hartinah, yakni Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra, dan Siti Hutami Endang Adiningsih, tumbuh.

4. Supersemar

Kontroversi Supersemar selalu menjadi topik saat nama Soeharto disebut. Soeharto disebut menerima Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno dengan mandat mengembalikan keamanan setelah peristiwa G30S/PKI. 

Melansir Kompas.com (14/03/2021), Supersemar kontroversial karena naskah aslinya tidak pernah ditemukan.

Presiden Soekarno bahkan membantah memberikan surat kuasa untuk memberikan kekuasaan kepada Soeharto

Semboyan “Jasmerah” alias jangan sekali-kali melupakan sejarah diucapkan Soekarno dalam pidato terakhirnya tahun 1966.

5. Presiden dengan Masa Jabatan Terpanjang

Soeharto memegang rekor sebagai Presiden RI dengan masa jabatan terpanjang, yaitu 32 tahun (1967–1998). Keberhasilan menjaga stabilitas negara menjadi salah satu faktor.

Meskipun selama masa jabatannya juga diadakan pemilu, kewajiban PNS memilih Golongan Karya turut mendukung keberlangsungan kepemimpinannya.

Soeharto didampingi lima wakil presiden: Adam Malik (1978-1983), Umar Wirahadikusumah (1983-1988), Sudharmono (1988-1993), Try Sutrisno (1993-1998), dan BJ Habibie (1998).

Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 setelah kerusuhan panjang dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh rakyat

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved