Deteksi Dini Diperluas, Dinkes Tangsel Hadapi Stigma dan Ketakutan Warga Lewat Program Ngider Sehat

Banyak yang bilang takut ketahuan punya penyakit. Takut kalau habis dicek malah jadi stres

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
PROGRAM NGIDER SEHAT- Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Allin Hendalin Mahdaniar saat tampil di Podcast bersama Warta Kota Network di kantor Dinas Kesehatan, Serpong, Tangsel, (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG- Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus menggencarkan layanan kesehatan gratis, mulai dari cek kesehatan keliling melalui program Ngider Sehat, hingga edukasi dan pemeriksaan menyeluruh bagi calon pengantin.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Allin Hendalin Mahdaniar mengungkapkan seluruh fasilitas kesehatan tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.

Meskipun demikian, Allin membeberkan tantangan terbesar justru berasal dari masyarakat yang takut untuk memeriksakan diri.

Ia mengungkapkan tak sedikit masyarakat enggan memanfaatkan layanan ini karena merasa khawatir jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit. 

Ketakutan ini, lanjut Allin, menjadi penghalang terbesar dalam upaya deteksi dini, padahal berbagai penyakit kronis bisa lebih mudah ditangani jika diketahui sejak awal.

"Banyak yang bilang takut ketahuan punya penyakit. Takut kalau habis dicek malah jadi stres,” ungkap Allin membagikan pengalamannya kepada TribunTangerang.com, Serpong, Tangsel, Sabtu (11/10/2025).

Padahal, menurutnya, justru lebih baik tahu lebih awal agar bisa segera ditangani.

Stigma ini tidak hanya muncul dalam program pemeriksaan rutin. Bahkan dalam program edukasi kesehatan pranikah, masih ada calon pengantin yang khawatir jika hasil tes kesehatan membuat hubungan mereka terganggu. 

“Ada yang takut batal menikah karena terdeteksi anemia atau penyakit lain,” lanjut Allin.

“Padahal, ini demi kebaikan bersama, untuk masa depan keluarga dan anak-anak yang sehat," sambung Allin.

Allin mengungkapakan dari perspektif psikologis, rasa takut ini bisa dipahami. Mengetahui tubuh menyimpan potensi penyakit kronis bisa menimbulkan kecemasan, terlebih jika tidak ada gejala yang dirasakan. 

Dalam budaya masyarakat kita, Allin mengungkapakan masih banyak yang memiliki pola pikir keliru mengenai kesehatan

“(Banyak yang beranggapan) Kalau nggak terasa, berarti nggak apa-apa," terang Allin.

Akibat pola pikir seperti ini, penyakit seperti hipertensi, diabetes, hingga hepatitis sering kali baru terdeteksi ketika sudah berada dalam kondisi parah.

Allin menyampaikan Program Ngider Sehat yang kini diperkuat dengan layanan medis premium, dokter keliling, hingga alat EKG dan USG pun menjadi jawaban atas keterbatasan akses. Namun, itu belum cukup jika kesadaran masyarakat masih rendah.

"Yang kami perjuangkan bukan hanya akses kesehatan, tapi juga perubahan pola pikir,” tegas Allin. 

Ia menambahkan, salah satu misi besar Dinas Kesehatan Tangsel adalah menumbuhkan budaya hidup sehat dan berani mengetahui kondisi tubuh.

Melihat kondisi ini, Allin mengatakan edukasi terus digalakkan, baik melalui kunjungan rumah, pos layanan keliling, hingga media sosial.

Dinas Kesehatan Tangsel telah bekerja sama dengan tokoh masyarakat, RT/RW, dan lembaga keagamaan untuk menyampaikan pesan ini secara lebih dekat.

“Sehat itu bukan menunggu sakit dulu, tapi sadar dari sekarang,” pungkasnya. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved