Virus Corona

Menko PMK: Kebijakan Pemerintah Tangani Covid-19 Sesuai Keadaan, Masyarakat Anggap Berubah-ubah

Pemerintah, kata Muhadjir, selalu menyesuaikan keadaan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Editor: Yaspen Martinus
kemenkopmk.go.id
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, perilaku Covid-19 yang berubah-ubah, akhirnya turut berdampak pada perubahan kebijakan pemerintah. 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 selama ini bersifat elastis.

Pemerintah, kata Muhadjir, selalu menyesuaikan keadaan dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah, kenapa harus selalu elastis dan disesuaikan keadaan," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Jaksa Agung: Saya Tidak Butuh Jaksa Pintar tapi Tak Bermoral, Cerdas tapi Tak Berintegritas

Namun, Muhadjir mengatakan selama ini masyarakat menganggap kebijakan pemerintah selalu berubah-ubah.

Padahal, kata Muhadjir, pihaknya membuat kebijakan sesuai perkembangan perilaku Covid-19.

"Di dalam kacamata orang dianggap selalu berubah-ubah."

Baca juga: Ini Penyebab Covid-19 Bisa Ganggu Sistem Syaraf Pusat Para Penyintas, Salah Satunya Suka Menempel

"Sebenarnya ini tidak lepas dari keadaan perilaku dari Covid-19," ucap Muhadjir.

Muhadjir mengakui banyak asumsi-asumsi kesehatan yang sudah dibangun untuk penanganan Covid-19.

Namun, akibat perilaku Covid-19 yang berubah-ubah, akhirnya turut berdampak pada perubahan kebijakan pemerintah.

Baca juga: Waspada Gejala Post Covid-19 Neurologis Syndrome, dari Nyeri Kepala Hingga Lupa Cara Naik Motor

Dirinya mencontohkan asumsi ibu hamil tidak akan mudah terkena Covid-19.

Ternyata asumsi itu terbantahkan, dengan banyaknya ibu hamil yang terinfeksi Covid-19.

Bahkan, ada beberapa anak yang dilahirkan pun terpapar Covid-19.

Baca juga: Tak Banding Vonis 12 Tahun Penjara, Juliari Batubara Bakal Segera Dieksekusi

Begitu juga remaja yang dinilai memiliki imunitas sangat bagus, semakin hari kian banyak yang terjangkit Covid-19.

Termasuk, konsep herd immunity atau kekebalan kelompok yang diasumsikan apabila sudah mencapai 70 persen, maka akan mampu melindungi masyarakat dari bahaya Covid-19.

“Asumsi kita kalau semua sudah divaksin lebih dari 70 persen, maka mereka yang belum divaksin akan terpagari oleh mereka yang sudah terjangkit maupun yang divaksin."

Baca juga: Meski Tak Bertemu Langsung, Kuasa Hukum Pastikan Muhammad Kece Tak Dipukuli di Rutan Bareskrim

"Kenyataannya jangankan yang belum divaksin, yang sudah vaksin pun bisa terserang Covid-19,” papar Muhadjir.

Menurut Muhadjir, hal itu menunjukkan teori herd immunity yang telah terbukti ampuh dalam penanganan wabah-wabah sebelumnya, kini terpatahkan oleh Covid-19.

Dirinya menilai semua pihak harus diberikan pemahaman mengenai pentingya kebijakan yang tepat terkait penanganan Covid-19.

Baca juga: Polisi Telusuri Akun YouTube Tri Datu Punya Yahya Waloni Atau Bukan

“Kita harus menyadari Covid-19 ini telah menyadarkan banyak hal kepada kita, termasuk infrastruktur kesehatan kita yang masih kurang baik."

"Justru dengan Covid-19 ini kita bisa bergegas untuk membangun infrastruktur kesehatan kita agar betul-betul bisa lebih andal di masa depan," papar Muhadjir.

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 189.571 orang per 1 September 2021, dan sebanyak 133.676 orang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 30 Agustus 2021, dikutip Wartakotalive dari laman Covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 850.184 (21.3%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 689.797 (16.8%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 468.686 (11.6%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 381.929 (9.4%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 150.150 (3.7%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 149.379 (3.6%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 128.751 (3.2%)

RIAU

Jumlah Kasus: 123.124 (3.0%)

BALI

Jumlah Kasus: 106.458 (2.6%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 104.251 (2.5%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 95.512 (2.2%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 86.473 (2.1%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 65.545 (1.6%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 59.185 (1.4%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 57.867 (1.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 52.130 (1.3%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 46.753 (1.1%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 46.431 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 43.215 (1.1%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 42.181 (1.0%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 35.766 (0.9%)

ACEH

Jumlah Kasus: 32.608 (0.8%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 32.175 (0.8%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 32.146 (0.8%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 31.849 (0.8%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 28.042 (0.7%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 25.733 (0.6%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 22.421 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 22.177 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 19.615 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 14.302 (0.4%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 11.749 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 11.509 (0.3%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 11.174 (0.3%). (Fahdi Fahlevi)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved