Virus Corona
Minta Pemda Pelototi Data Covid-19, Mendagri: Kalau Data Lama Dimasukkan Nanti Salah Ambil Kebijakan
Input data ini, kata Tito, akan sangat menentukan arah kebijakan dan penentuan sikap pemerintah ke depannya.
Selain itu, pemerintah kembali memasukan angka kematian sebagai salah satu indikator penentuan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Sebelumnya, angka kematian dikeluarkan dari salah satu indikator penentuan level PPKM, lantaran datanya berantakan.
Baca juga: LIVE STREAMING Sidang Vonis Juliari Batubara, ICW Berharap Sang Mantan Mensos Dihukum Seumur Hidup
"Dalam evaluasi level 4 PPKM di atas pemerintah kembali masukkan data indikator kematian sebagai penilaian asesmen level sesuai acuan yang ditetapkan WHO," ujar Luhut.
Pemerintah, kata dia, telah merapikan sebagian besar data kematian yang sempat kacau pendataannya, yang menyebabkan penentuan level PPKM kurang tepat.
Masih ada sejumlah daerah yang dibereskan pendataan angka kematiannya.
Baca juga: Temuan Pelanggaran TWK Pegawai KPK, Komnas HAM: Kuncinya Ada di Tangan Presiden
"Jadi kalau waktu dua minggu yang lalu kami mengambil itu (mengeluarkan dari indikator), karena kami mencoba bereskan datanya."
"Dan saya kira sekarang kerja keras dari Kementerian Kesehatan harus kita apresiasi, data itu sudah makin baik," tuturnya.
Sekarang ini, lanjut Luhut, kasus kematian sudah banyak yang langsung terlaporkan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan level PPKM.
Laporan Tak Realtime Bikin Lonjakan Kasus Kematian Pasien Covid-19 Harian Tinggi
Laporan kasus kematian pasien Covid-19 yang dilakukan daerah tidak bersifat realtime, dan merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.
Hal itu dikatakan dr Panji Fortuna Hadisoemarto MPH, Tenaga Ahli Kementerian Kesehatan, berdasarkan analisis dari data National All Record (NAR) Kementerian Kesehatan.
Laporan tak realtime itulah yang menyebabkan dalam kurun waktu tiga minggu terakhir, Kementerian Kesehatan merilis angka Kematian akibat Covid-19 yang cenderung tinggi, di mana Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur memiliki kontribusi paling besar.
Baca juga: Meski Sudah Dibolehkan, Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal Belum Gelar Ibadah Berjemaah
NAR adalah sistem big data untuk pencatatan laboratorium dalam penanganan Covid-19 yang dikelola oleh Kemenkes.
Berdasarkan laporan kasus Covid-19 pada 10 Agustus 2021, misalnya, dari 2.048 kematian yang dilaporkan, sebagian besar bukanlah angka kematian pada tanggal tersebut, atau pada seminggu sebelumnya.
Bahkan, 10,7% di antaranya berasal dari kasus pasien positif yang sudah tercatat di NAR lebih dari 21 hari, namun baru terkonfirmasi dan dilaporkan pasien telah meninggal.
Baca juga: Formappi: Jangan Sampai Kebijakan Hapus Rumah Dinas Hanya karena DPR Mau Jatah Uang Cash Saja