Kebakaran
Fahri Hamzah: Lapas Dianggap Tak Perlu Manusiawi, Negara Tidak Mau dan Tak Tahu Cara Memperbaikinya
Fahri mengatakan, lapas memang tempat yang sebetulnya tidak manusiawi.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah turut prihatin dan berduka atas kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang, Banten, yang menewaskan 44 narapidana.
Dia berharap insiden pada Rabu dini hari itu menjadi yang terakhir yang menimpa lapas.
"Ikut berduka dengan para korban dan keluarganya."
Baca juga: Warga Afrika Selatan dan Portugal Ikut Meninggal Akibat Kebakaran di Lapas Tangerang
"Cukuplah terakhir sekali ini jatuh korban nyawa. Cukuplah," kata Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia ini melalui keterangan tertulis, Kamis (9/9/2021).
Fahri mengatakan, lapas memang tempat yang sebetulnya tidak manusiawi.
Ditambah lagi, katanya, negara tidak tahu bagaimana cara membenahi lapas, sementara kondisi lapas terus mengalami penambahan warga binaan.
Baca juga: KRONOLOGI Kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang, Korsleting Listrik Diduga Jadi Penyebab
"Lapas itu dianggap tempat yang tak perlu manusiawi."
"Negara karenanya tidak mau dan enggak tahu cara memperbaiki lapas, sementara penghuni tambah banyak," ucapnya.
Fahri yang pernah duduk sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR bahkan menyebut, lapas yang paling manusiawi di Indonesia adalah Lapas Sukamiskin di Bandung, Jawa Barat.
Baca juga: Ketua Jokowi Mania: Reshuffle Kabinet Selambat-lambatnya Awal Oktober
Sebab, tempat itu sudah dibangun sejak zaman kolonial Belanda, atau sudah berdiri sejak 103 tahun lalu.
"Lapas Sukamiskin, dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda sejak 1918 atau 103 tahun lalu."
"Bayangkan, penjajah bikin lapas manusiawi abad lalu, sementara negara merdeka bikin Lapas kayak neraka kata menterinya (Menkumham) sendiri. Ini bom waktu!," paparnya.
Baca juga: Ketua Joman Ungkap Jokowi Mulai Jaga Jarak dengan Menteri yang Bakal Direshuffle
Saat bertugas sebagai Wakil Ketua DPR, lanjut Fahri, dalam kunjungannya tak ada lapas yang tidak mengalami kelebihan kapasitas.
Dirinya turut menggambarkan kondisi lapas yang dihuni oleh puluhan napi sungguh mengerikan, layaknya ikan yang disimpan berdempetan.
"Dalam kunjungan saya ke seluruh lapas selama bertugas, tidak ada satu lapas yang tidak overcapacity, bahkan ada yang 4 kali. Mengerikan!"
Baca juga: Cukup Sekali Suntik, Ini Efikasi Vaksin Johnson and Johnson dan Cansino yang Sudah Diizinkan BPOM
"Tapi percuma karena memang enggak akan dibela."
"Lapas tempat orang yang tak layak dibela," ucap Fahri Hamzah.
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM mengatakan, Lapas Kelas 1 Tangerang yang terbakar, kelebihan kapasitas.
Baca juga: Kemenkes Targetkan Setiap Hari 2,5 Juta Orang Divaksin Covid-19 pada Bulan September
Lapas Kelas 1 Tangerang secara keseluruhan dihuni oleh 2.069 narapidana, melebihi kapasitasnya yang hanya untuk 900 orang.
Hal itu disampaikan Juru bicara Ditjen PAS Rika Aprianti.
Dia mengatakan, Lapas Blok C2 yang terbakar pada Rabu dini hari dihuni oleh sekitar 122 narapidana, seharusnya kapasitas hanya untuk 40 orang.
Kelebihan Kapasitas Hingga 400 Persen
Menteri Hukum dan HAM menyambangi Lapas Kelas I Tangerang, yang mengalami kebakaran hebat dini hari tadi.
Dalam kunjungannya, Yasona mengucapkan belasungkawa kepada para keluarga korban tewas atas musibah ini.
Ia mengakui peristiwa yang terjadi tak lepas dari kondisi lapas yang memprihatinkan.
Baca juga: Yahya Waloni Ajukan Gugatan Praperadilan, Polri: Nanti Kita Uji di Pengadilan
Ia menyebut kondisi lapas saat ini sudah over capacity atau kelebihan kapasitas hingga 400 persen.
Total ada 2.072 warga binaan yang menghuni lapas yang sudah berusia 42 tahun ini.
"Mewakili Kemenkumham, kami mengucapkan rasa belasungkawa terdalam bagi korban yang meninggal dalam peristiwa ini."
Baca juga: Jokowi: Covid-19 Tidak Mungkin Hilang Total, Selalu Mengintip, Begitu Lengah Bisa Naik Lagi
"Memang peristiwa ini tak lepas dari kondisi lapas yang over-kapasitas 400 persen yang dihuni 2.072 orang," kata Yasonna dalam jumpa pers, Rabu (8/9/2021).
Yasonna menjelaskan, kebakaran terjadi di Blok C2.
Blok tersebut dikhususkan bagi terpidana kasus narkoba, dan saat kebakaran teejadi ada beberapa kamar yang masih terkunci dan tak sempat dibuka oleh petugas.
Baca juga: Wamenkes: Vaksinasi Bukan Satu-satunya Game Changer Penanganan Pandemi Covid-19
"Nah, yang terbakar ini adalah Blok C2."
"Jadi itu model paviliun-paviliun."
"Di dalam satu blok itu ada beberapa kamar-kamar yang terkunci," jelasnya.
Baca juga: Ini Arti 4 Warna di Barcode PeduliLindungi, Kategori Hitam Bakal Ditindak Bila Masih Berkeliaran
Politisi PDIP itu juga menyebut kebakaran pada dini hari tadi bermula dari laporan petugas pengawas dari atas gedung.
Kemudian, pengawas itu melaporkan kejadian itu ke pemadam kebakaran setempat.
"Awal mula api dilaporkan oleh petugas pengawas dari atas gedung dan kebakaran terjadi jam 01.45 WIB."
Baca juga: Varian Mu Disebut-sebut Kebal Vaksin Covid-9, Wamenkes Bilang Belum Terdeteksi di Indonesia
"Petugas melihat dari atas melihat dan langsung menelepon kepala pengamanan di sini, kemudian menelepon pemadam kebakaran," beber Yasonna.
Kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang menewaskan 41 korban jiwa, dan 71 lainnya mengalami luka-luka.
"Korban yang meninggal dunia sebanyak 41 orang dan 71 luka-luka," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dalam jumpa pers di lokasi kebakaran.
Baca juga: Epidemiolog Sarankan Lansia Disuntik Vaksin Booster untuk Antisipasi Penyebaran Varian Mu
Hingga saat ini, petugas pemadam kebakaran masih melakukan sterilisasi di lokasi kejadian.
Polisi juga masih melakukan olah TKP untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran. (Chaerul Umam)