Kecelakaan Pesawat

Satu Jam Mengudara, Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak di Papua, Angkut Bahan Bangunan dan Sembako

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan pesawat Rimbun Air dengan kode PK-OTW hilang kontak pada pukul 07.37 WIT.

Editor: Yaspen Martinus
ISTIMEWA
Pesawat Rimbun Air dengan kode PK-OTW hilang kontak pada Rabu (15/9/2021) pukul 07.37 WIT, di Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Papua. 

Pesawat ini diperuntukkan membawa kargo bahan bangunan.

"Pesawat Rimbun Air PK OTW berangkat dari Nabire ke Sugapa Kabupaten Intan Jaya dengan membawa barang kargo bahan bangunan dan sembako, dan tidak membawa penumpang (Pax)," jelasnya.

Mustofa menjelaskan, ada tiga orang yang berada di dalam pesawat tersebut.

Baca juga: Jokowi Teken PP 94/2021, PNS Kini Wajib Laporkan Harta Kekayaan

Mereka adalah Mirza selaku pilot, Fajar selaku kopilot, dan Iswahyudi selaku teknisi pesawat.

Hingga saat ini, pihaknya masih berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mencari pesawat tersebut.

"Saat ini tim gabungan masih melakukan pencarian terkait hilangnya kontak pesawat Rimbun Air PK OTW.

Baca juga: Muhadjir Effendi Yakin Covid-19 pada Saatnya akan Diperlakukan Seperti Penyakit Infeksi Lainnya

Kasus tersebut telah ditangani Polres Nabire," ucapnya.

Rimbun Air merupakan maskapai yang melayani pengiriman kargo yang berbasis di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Dalam operasional layanan penerbangan kargo, Rimbun Air menggunakan pesawat DHC seri 6, untuk melakukan penerbangan kargo di seluruh wilayah Papua.

Baca juga: BPIP: Isu Amandemen UUD 1945 Hanya Ilusi untuk Giring Opini Masyarakat

Maskapai tersebut juga memiliki pesawat Boeing 737-300 Freighter dengan nomor registrasi PK-OTK.

Pesawat ini diperuntukan untuk layanan penerbangan kargo, baik itu domestik dan juga internasional yang dilayani oleh Rimbun Air.

PT Rimbun Abadi Aviasi atau Rimbun Air berdiri sejak 2018, dan perusahaan penerbangan ini menggunakan Pesawat DHC 6 – 400 Twin Otter sebagai alat produksinya.

Kemudian maskapai ini memiliki 15 unit pesawat DHC 6 – 400 Twin Otter, dengan fokus operasional di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Papua. (Hari Darmawan/gman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved