Pengamat: Bicara PKI Tanpa Sebut Nama Gatot Nurmantyo Enggak Seru
Menurutnya, paham komunis saat ini sudah tidak laku dijual, dan publik justru lebih tertarik dengan keriuhan polemik atau pro-kontra sinyalemen itu.
Selain itu, menurutnya ada banyak orang yang dengan senang hati dan sukarela akan menggaungkan narasi dan aksi apapun yang terkait isu G30S, baik positif maupun negatif.
"Ada banyak media yang memberi ruang bagi kemunculan Gatot, setiap tahun."
"Sekarang ini ibaratnya, membincangkan PKI tanpa menyebut nama Gatot itu enggak ramai, enggak seru," ulas Fahmi.
Baca juga: Ingin Dijadikan ASN oleh Kapolri, Ini Daftar 7 Pegawai KPK Tak Lulus TWK yang Pernah Jadi Polisi
Fahmi melihat hal tersebut menjadi peluang yang sangat dimengerti dan kemudian dikelola oleh Gatot dan timnya.
"Bayangkan saja, dia enggak perlu repot membuat isu yang bisa menjamin eksistensi."
"Apalagi ditambah kata kunci 'TNI' dan 'Dudung' seperti sekarang. Jelas ramai," paparnya.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 29 September 2021: Suntikan Pertama 90.361.002, Dosis Kedua 50.688.220
Masalahnya, lanjut Fahmi, sama seperti isu khilafah yang kerap dikonsumsi oleh kelompok lain, isu komunisme akhirnya menjadi bara yang terus dipertahankan tetap menyala.
Ia justru khawatir bahwa penguasa, elite politik, dan para penyedia jasa pendampingan politik, seperti tidak punya niatan membantu masyarakat keluar dari trauma masa lalu dan mendapatkan kebenaran.
Isu-isu tersebut, kata dia, justru terkesan digunakan untuk adu kuat, menghadirkan polarisasi, memelihara kecurigaan dan rasa takut yang menyebar di kalangan masyarakat.
Baca juga: Irjen Napoleon Bonaparte Sempat Damai dengan M Kece, Kasus Tetap Lanjut karena Bukan Delik Aduan
Padahal, kata dia, keduanya sama-sama sumir dan ujung-ujungnya adalah pembodohan publik.
"Justru jika diterus-teruskan dan mendapat ruang terus-menerus, perpecahan yang mestinya bukan ancaman faktual ini malah berpotensi menjadi faktual," cetus Fahmi.
Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menuding PKI menyusupi TNI.
Baca juga: Epidemiolog: Covid-19 Bukan Flu, Membiarkannya Menjadi Endemi Bukan Rencana yang Tepat
Tudingan itu dikaitkan dengan pembongkaran patung tokoh militer di Museum Darma Bhakti Kostrad.
Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman membenarkan patung tiga tokoh yang tadinya ada di Museum Darma Bhakti Kostrad itu, kini sudah tidak ada.
Ketiga patung itu adalah patung Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD).