Presiden Jokowi Diminta Komunikasi Langsung dengan Raja Salman Terkait Ibadah Umrah Sudah Buka
Jika tolok ukurnya karena vaksinasi, HNW mengatakan bahwa capaian persentase vaksinasi di Indonesia lebih tinggi daripada India dan Mesir.
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Anggota DPR Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid meminta agar pemerintah untuk terus menjalin komunikasi secara intens dengan Arab Saudi usai negara tersebut membuka ibadah umrah.
"Memang sebagaimana kita ketahui pengambilan keputusan itu adanya di Saudi Arabia, di kementerian haji dan di atasnya lagi tentunya adalah Raja" kata HNW, sapaan karibnya, dalam diskusi bertajuk 'Arab Saudi Sudah Izinkan Umrah, Kenapa Indonesia Belum?' di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (30/9/2021).
Dia yakin semua fraksi di Komisi VIII DPR akan mendung upaya yang lebih maksimal dari pemerintah untuk bisa memperjuangkan aspirasi umat Islam soal ibadah umrah
Baca juga: Bagaimana Nasib Peserta Tes SKD CPNS 2021 di Jawa-Madura-Bali yang Belum Vaksin? Ini Solusinya
Baca juga: VIRAL, Ojol Antar Pesanan Obat Naik Sepeda Sejauh 15 Km karena Tak Punya Motor, Begini Kisahnya
Baca juga: Lokasi Tes PCR di Tangerang Selatan yang Sudah Sesuai Harga Keputusan Pemerintah
"Dalam konteks ini tidak hanya cukup dengan kedutaannya, tetapi langsung dengan antar menteri atau bahkan Presiden Jokowi kami mengusulkan agar bisa berkomunikasi langsung dengan pihak Raja Salman," katanya.
Menurutnya, komunikasi di tataran elite pemerintahan soal umrah ini menjadi penting karena sejumlah hal.
"Saudi Arabia memang sudah membuka umrah tetapi dengan pengetatan-pengetatan dan juga dengan persyaratan. ada 4 negara yang dikenal sebagai pengirim umroh yang terbesar sedunia yaitu Turki, India, Mesir dan Indonesia," katanya
"Keempat negara ini belum diizinkan untuk pengiriman umrahnya, padahal keempat negara ini adalah pengirim jamah umrah terbesar," tambahnya.
Jika tolok ukurnya karena vaksinasi, HNW mengatakan bahwa capaian persentase vaksinasi di Indonesia lebih tinggi daripada India dan Mesir.
"Maka yang sudah vaksin terbesar adalah Turki sebesar 53 persen. Indonesia baru sekitar 18 persen. Itu lebih tinggi dari pada India yang hanya 16 persen, sementara Mesir masih di bawah 10 persen," tambahnya.
Data tersebut, menurut HNW, bisa dijadikan bahan diplomasi pemerintah Indonesia kepada Arab Saudi.
"Apalagi dengan fakta tentang penurunan jumlah daripada yang meninggal akibat Covid-19 maupun yang terserang di Indonesia sudah terjadi pelandaian yang sangat-sangat signifikan, sehingga itu mesinnya juga menjadi bagian dari pada yang bisa dikomunikasikan secara langsung," tandasnya.
Diketahui, Pemerintah Arab Saudi telah membuka ibadah umrah sejak Agustus 2021 lalu.
Baca juga: Bagaimana Nasib Peserta Tes SKD CPNS 2021 di Jawa-Madura-Bali yang Belum Vaksin? Ini Solusinya
Baca juga: VIRAL, Ojol Antar Pesanan Obat Naik Sepeda Sejauh 15 Km karena Tak Punya Motor, Begini Kisahnya
Baca juga: Lokasi Tes PCR di Tangerang Selatan yang Sudah Sesuai Harga Keputusan Pemerintah
Saat ini sudah ada 12 ribu jemaah umrah yang ke Arab Saudi. Para jemaah berasal dari 10 negara, yaitu Irak, Nigeria, Sudan, Jordan, Senegal, Bangladesh, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Uni Emirat Arab.
Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali mengatakan dari semua jemaah yang berangkat itu, belum ada yang menggunakan skema booster vaksin.
“Sampai saat ini, berdasarkan informasi yang saya peroleh, belum ada jemaah yang memakai vaksin booster. Artinya, semua menggunakan vaksin yang juga digunakan di Arab Saudi," ujar Endang yang dilansir dari laman Kemenag, Rabu (29/9/2021).
Arab Saudi selama ini menggunakan empat jenis vaksin, yaitu Pfizer, AstraZeneca, Jhonson&Jhonson, serta Moderna.