Fadli Zon Usul Densus 88 Dibubarkan, Polri, Kami Tetap Bekerja Selamatkan Bangsa dari Aksi Terorisme
Ramadhan kemudian bercerita soal kinerja Densus 88 dalam penegakan dan pencegahan terorisme di Indonesia.
"Terkait dengan apa yang disampaikan, Polri dalam hal ini Densus terus melakukan bekerja."
"Terus mengerjakan tupoksinya untuk melakukan pemberantasan terorisme," paparnya.
Atas dasar itu, Ramadhan memastikan Densus 88 Antiteror Polri akan terus bekerja memberantas terorisme di Indonesia.
Baca juga: Gerindra Pastikan Prabowo Bakal Maju Lagi Jadi Capres, Ini Sikap PA 212
"Jadi kita bergeming dengan apa yang disampaikan, kita tetap bekerja."
"Demi menyelamatkan bangsa ini dari aksi terorisme," ucapnya.
Sebelumnya, politikus Partai Gerindra Fadli Zon mengusulkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dibubarkan.
Baca juga: Tunggu 4 Teroris MIT Poso Menyerah, Kapolda Sulteng: Kalau Tak Ada Peluru yang Keluar, Kenapa Tidak?
Mantan Wakil Ketua DPR ini menuding Densus 88 kerap melemparkan isu islamofobia.
“Narasi semacam ini tak akan dipercaya rakyat lagi, berbau Islamofobia."
"Dunia sudah berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja."
Baca juga: 57 Mantan Pegawai KPK Isyaratkan Terima Tawaran Kapolri Jadi ASN Polri Jika Sesuai Keahlian
"Teroris memang harus diberantas, tapi jangan dijadikan komoditas,” cuit Fadli Zon di akun Twitter @fadlizon, Selasa (5/10/2021).
Menanggapi hal itu, Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal menilai usul pembubaran Densus 88 dengan narasi Islamofobia, sangat berbahaya.
Hal itu juga menggambarkan penilaian yang sempit tentang dinamika gerakan sosial terkait penyebaran paham radikal yang sudah berkembang sedemikian rupa.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 6 Oktober 2021: 2.851 Orang Sembuh, 1.484 Positif, 75 Meninggal
“Saya melihat narasi Islamofobia yang digulirkan itu sangat berbahaya."
"Kita negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia yang menganut demokrasi."
"Menggulirkan isu Islamofobia dalam penanganan aksi terorisme oleh Densus 88, menggambarkan bagaimana yang bersangkutan tidak memahami."
Baca juga: Bali Dibuka Lagi untuk Turis Asing Mulai 14 Oktober, Wisatawan Tak Penuhi Syarat akan Disuruh Pulang
"Dan sekaligus menafikan karakteristik mayoritas masyarakat muslim Indonesia yang ramah, toleran dan anti-kekerasan.”