Virus Corona
Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Masih Tinggi Meski Kasus Melandai, Tertinggal di ASEAN
Diperlukan upaya bersama dari pemerintah maupun masyarakat, untuk bisa menekan angka kematian ini.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih tinggi, meski kasus penularan terkendali.
Menurut Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama, diperlukan upaya bersama dari pemerintah maupun masyarakat, untuk bisa menekan angka kematian ini.
Dikutip dari John Hopkins University CSSE - Center for Systems Science and Engineering pada 12 September 2021, Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terbaik di dunia dalam menangani kasus Covid-19.
Baca juga: Novel Baswedan Siap Jadi ASN Polri Jika Dipandang Penting untuk Kebaikan Negara
Karena, berhasil menurunkan kasus sebesar 58 persen dalam waktu dua pekan.
"Tetapi, kalau kita lihat dari sisi lain, John Hopkins University juga menyajikan data kematian."
"Di mana sejak pertengahan September 2021, menunjukkan bahwa Indonesia adalah peringkat ketiga tertinggi (dari 20 negara yang paling terdampak) untuk angka fatalitas (“observed case-fatality ratio – CFR)," ujarnya lewat keterangan tertulis, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: Indonesia Masih Bebas Zona Merah Covid-19, Kuning Berkurang, Oranye Bertambah
Data per tanggal 9 Oktober 2021 menunjukkan angka fatalitas Indonesia adalah 3,4 persen, di bawah Meksiko (7,6 persen) dan Bulgaria (4,2 persen).
Negara ASEAN lain lebih rendah angka fatalitasnya.
"Jadi lebih baik dari kita."
Baca juga: Waketum PKB: Pasangan Prabowo-Muhaimin Bisa Saja Terjadi di Pilpres 2024
"Seperti Vietnam 2,4 persen, Filipina 1,5 persen, Malaysia 1,2 persen, dan Thailand 1,0 persen."
"India dengan angka fatalitas 1,3 persen, juga lebih rendah dari kita," jelas mantan direktur WHO Asia Tenggara ini.
Terdapat 5 hal yang harus diupayakan semua pihak untuk mempertahankan kondisi yang terkendali ini.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Ada Lima, Tambah Satu di Maluku
Pertama, meminimalisasi penularan kasus positif Covid-19, yaitu dengan menemukan mereka melalui tes dan telusur, untuk kemudian ditangani dan diisolasi, dan tentu juga menerapkan 3M.
"Juga mencegah moda penularan, artinya untuk masyarakat tetap menerapkan 3M."
"Dan untuk pemerintah melakukan pembatasan sosial sesuai perkembangan PPKM yang ada," beber Prof Tjandra.
Baca juga: Berupaya Hentikan Perkara Jual Beli Jabatan, Azis Syamsuddin Dijuluki Ketum
Ketiga, selalu menjaga agar mereka yang belum sakit jangan sampai tertular, yaitu dengan meningkatkan terus vaksinasi dan menerapkan pola hidup bersih sehat.
Data Kementerian Kesehatan sampai 10 Oktober 2021 menunjukkan total vaksinasi dosis kedua adalah 27,62 persen, artinya masih ada lebih dari 70 persen masyarakat yang belum mendapat vaksinasi memadai.
Bahkan untuk lansia cakupannya baru 21,40 persen, artinya hampir 80 persen lansia belum dapat vaksinasi yang lengkap.
Baca juga: Sejumlah Negara Eropa Setop Sementara Penyuntikan Vaksin Moderna, Indonesia Lanjut Terus
"Keempat, terus melakukan surveilans dengan ketat, menilai pola data dari hari ke hari, serta mengambil tindakan bila diperlukan," imbuhnya.
Terakhir, tetap menjaga kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan. Mulai dari pelayanan primer, konsep rujukan, dan pelayanan di rumah sakit.
Khusus untuk di rumah sakit, maka harus selalu disiagakan SDM terampil, ketersediaan alat dan obat, termasuk mekanisme kalau ada kekosongan serta aspek manajemen lapangan, seperti konversi ruang rawat, manajemen risiko, dan lain-lain.
Baca juga: Transisi Pandemi Covid-19 Menuju Endemi, Kementerian Kesehatan Gelar Survei Antibodi Masyarakat
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 22.541 orang per 11 Oktober 2021, dan sebanyak 142.716 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 11 Oktober 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 859.203 (20.3%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 703.883 (16.6%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 483.238 (11.4%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 396.720 (9.4%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 157.407 (3.7%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 155.309 (3.7%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 131.874 (3.1%)
RIAU
Jumlah Kasus: 128.092 (3.0%)
BALI
Jumlah Kasus: 113.259 (2.7%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 109.053 (2.6%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 105.299 (2.5%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 89.562 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 69.647 (1.6%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 63.149 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 59.726 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 53.756 (1.3%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 51.632 (1.2%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 49.347 (1.2%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 46.697 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 45.339 (1.1%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 40.405 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 38.070 (0.9%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 35.411 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 34.448 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 33.967 (0.8%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 29.678 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 27.568 (0.7%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 23.061 (0.5%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 23.038 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 20.062 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.551 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 12.285 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 12.029 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 11.751 (0.3%). (Rina Ayu)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/TPU-Jombang1810.jpg)