Mural
Warga Akui Lukisan Mural Kritik Sosial di Serpong Jadi Media Aspirasi Rakyat Kecil
Lukisan mural menghiasi tembok di Jalan Promoter 3, Lengkong Gudang Timur. Warga tidak merasa terganggu atas lukisan bertema kritik sosial.
Penulis: Rizki Amana | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG - Mural bertema kritik sosial digambarkan di tembok Jalan Promoter 3, Kelurahan Lengkong Gudang Timur, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Lukisan dinding menampilkan seekor tikus, seorang lelaki yang sedang membawa kantong berlambang mata uang dolar Amerika Serikat dan rupiah.
Selain gambar tersebut, lukisan mural juga berisikan tulisan berbunyi, "Tikus2 kantor keparat, adakah keadilan di negeri ini. Tumpul ke atas tajam ke bawah, hukum sampah."
Sejumlah warga pun memberikan tanggapan terhadap kehadiran mural berisikan pesan moral itu.
Arif (36), warga setempat mengaatakan, mural tersebut menyampaikan pesan moral yang banyak dialami masyarakat bawah saat ini.
Warga mengaku tidak merasa terganggu atas kritik sosial tersebut yang 'menghiasi' tembok di lingkungannya.
Baca juga: Akses Terowongan Menuju Bandra Internasional Soekarno Hatta Dihias Mural
Baca juga: Viral Mural RIP Keadilan di Tepi Kali Bayur Dihapus Asal , Masih Menyisakan Mural yang Lain
"Ini enggak menganggu, karena buat masyarakat awam ini bukti karya seni untuk mengekspresikan dirinya," kata Arif saat ditemui di Jalan Promoter 3, Serpong, Kota Tangsel, Kamis (14/10/2021).
Dia juga menanggapi isi tulisan di mural tersebut.
Menurutnya, pesan tersebut dapat memberikan sentilan bagi pemerintah dalam membenahi sistem hukum.
"Kalau untuk pesan ini kan banyak masyarakat banyak ingin mengapresiasikan pembicaraannya ya."
"Mungkin untuk pimpinan yang tertinggi untuk turun lagi ke masyarakat jadi bisa mendengarkan masyarakatnya," ujarnya lagi.
Pendapat senada turut disampaikan Aan (32), warga setempat lainnya.
Menurutnya, pesan yang ditulis di mural tersebut dapat mewakili aspirasi masyarakat kalangan bawah.
"Ya untuk saat ini banget ya (mewakili aspirasi masyarakat-Red), karena banyak korupsi-korupsi, karena banyak orang kecil di pemberitaan yang merasakan seperti pesan mural itu," kata Aan.