Rocky Gerung: Milenial Bingung dan Protes ke Saya, Jokowi Jeniusnya di Mana?
Rocky mengatakan para millenial pun akhirnya merasa gamang akan nasib bangsanya di masa mendatang.
Menurutnya, oligarki mulai saat ini sudah memantau dan bersiap beternak politikus pada pemilu nanti.
"Peternakan itu kita baca dari sekarang, dikunci dari presidential threshold, sudah dikunci itu."
"Yang boleh diternakkan cuma mereka yang punya tiket oleh partai politik. Jadi sudah dikunci di situ," tuturnya.
Baca juga: Mantan Pegawai KPK Niat Bikin Partai, Pengamat Ingatkan Beratnya Tantangan Jika Ingin Ikut Pemilu
Selanjutnya, lanjut Rocky, tempat 'ternak' itu akan dipagar dengan yang namanya pandemi Covid-19.
Covid-19 ia yakini akan dijadikan alasan terus menerus oleh para oligarki
Hingga kemudian, kata Rocky, mahasiswa dilarang berdemonstrasi hingga LSM juga dilarang mengkritik pemerintah.
Baca juga: Fadli Zon Usul Densus 88 Dibubarkan, Peneliti LIPI: Kalau Ada Bom Jangan Mengeluh
"Bahkan DPR sudah stempel-stempel saja, kalau pemerintah mau ini, sudah ikuti saja."
"Jadi, kita lihat bahwa pemilu nanti di 2024, itu jadi ruang tertutup, tempat black market of oligarki beroperasi."
"Black market of politics beroperasi. Di situ akan beroperasi, operasi tukar tambah," paparnya.
Dua Opsi KPU
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengajukan dua opsi soal pemilu dan pilkada.
Opsi pertama, KPU mengusulkan hari pemungutan suara pemilu digelar pada 21 Februari 2024, dan pilkada 27 November 2024.
Opsi kedua, KPU usul Pemilu digelar pada 15 Mei 2024, dan pilkada pada 19 Februari 2025.
Baca juga: Tulis Surat Terbuka Lagi, Irjen Napoleon Bonaparte: Aku Bukan Koruptor!
Pramono menjelaskan, dua opsi ini dipilih setelah KPU melakukan simulasi berbagai skenario.
"KPU mengajukan dua opsi, yakni opsi I hari H Pemilu 21 Februari 2024, dan Pilkada 27 November 2024."