Fadli Zon Usul Densus 88 Dibubarkan, Peneliti LIPI: Kalau Ada Bom Jangan Mengeluh
Namun, dia menyayangkan kurangnya kepiawaian pihak kepolisian dalam menyosialisasikan upaya yang sudah dilakukan itu kepada publik.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon mengusulkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dibubarkan.
Kamaludin, mantan narapidana kasus terorisme, mengaku dahulu sangat membenci Densus 88 Antiteror, lantaran kelompoknya dijadikan target operasi penangkapan.
Namun, kini ia balik mengapresiasi peran Densus 88 di balik operasi pemberantasan kasus-kasus terorisme.
Baca juga: Jadwal Pemilu 2024 Belum Ditetapkan, Pengamat: Pertempuran Antara PDIP dengan Jokowi
Keberadaan Densus 88, katanya, patut disyukuri oleh Umat Islam.
"Wajar dulu saya menargetkan Densus 88, karena mereka mengincar terorisme, maka kita juga mengincar Densus 88."
"Densus 88 adalah peran yang harus disyukuri oleh Umat Islam di Indonesia," kata Kamaludin, dalam diskusi bertajuk 'Densus 88; Penanganan Terorisme dan Narasi Islamofobia', Kamis (14/10/2021).
Baca juga: Bali Dibuka Lagi untuk Turis Asing, Satgas Covid-19 Bakal Lakukan Evaluasi Tiap Minggu
Peneliti senior LIPI Prof Hermawan Sulistyo berpandangan, tidak ada masalah apabila lembaga yang didirikan sejak 2003 itu dibubarkan.
Namun, Hermawan memberikan peringatan secara tegas apabila Densus 88 dibubarkan, maka potensi ancaman teror akan terjadi di mana-mana.
"Jika mau dibubarkan ya bubarkan saja, kalau ada bom jangan mengeluh kalau negara kita seperti Suriah," tutur Hermawan.
Baca juga: Airlangga Hartarto Makin Populer, Golkar Optimistis Tatap Pilpres 2024, Apalagi Tak Ada Petahana
Sejauh ini, kata dia, mekanisme operasi penangkapan yang dilakukan Densus 88 tidak sembarangan.
Bahkan, proses yang dilakukan Densus 88 sepenuhnya akuntabel.
Namun, dia menyayangkan kurangnya kepiawaian pihak kepolisian dalam menyosialisasikan upaya yang sudah dilakukan itu kepada publik.
Baca juga: Partai Demokrat Ungkap Jhoni Allen Marbun Memohon Ingin Kembali ke Kubu AHY
Sementara, Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal menyayangkan narasi usulan pembubaran Densus 88.
Menurutnya, keberadaan Densus 88 sangat penting, terutama dalam menangani pencegahan paham-paham radikal.
"Tudingan bahwa penanganan Densus 88 terkait Islamofobia perlu diluruskan, ini sangat disayangkan."
Baca juga: Tiga Parpol Ini Ajak Bergabung, 57 Mantan Pegawai KPK Menilai Terlalu Cepat