Pilpres 2024

Sebut Puan dan Ganjar Konyol, Politikus PDIP Sarankan Rocky Gerung Bangun dari Mimpi Lalu Cuci Muka

Rocky menilai kedua kader PDIP itu tak pernah mengangkat isu-isu aktual seperti yang terjadi di Pemilu Amerika Serikat pada 2020 lalu.

Editor: Yaspen Martinus
ISTIMEWA
Rocky Gerung 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Politikus PDIP Junimart Girsang menyarankan Rocky Gerung segera bangun lalu cuci muka, dan memperhatikan kondisi di sekitarnya saat ini.

Hal itu disampaikan Junimart merespons pernyataan Rocky Gerung, yang menyebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR Puan Maharani, bodoh di mata milenial.

Alasannya, Rocky menilai kedua kader PDIP itu tak pernah mengangkat isu-isu aktual seperti yang terjadi di Pemilu Amerika Serikat pada 2020 lalu.

Baca juga: Tahun Depan Pemerintah Berencana Suntik Vaksin Booster untuk Lansia

"Saran saya, sebaiknya Rocky Gerung bangun dari mimpi tidurnya, lalu cuci muka."

"Nah, setelahnya perhatikan di sekeliling, masih Covid-19, saat ini belum momen untuk kampanye pemilu."

"Semua pihak, baik itu kader dari PDI Perjuangan, bahkan Ibu Puan dan Pak Ganjar bersama-sama pemerintah sedang fokus meminimalisir pencegahan, penyebaran Covid-19."

Baca juga: INI Tiga Jenis Interogasi Densus 88 Terhadap Terduga Teroris, Dilakukan Secara Humanis

"Termasuk melakukan vaksinasi di daerah-daerah," kata Junimart kepada wartawan, Sabtu (16/10/2021).

Wakil Ketua Komisi II DPR itu menegaskan, justru tidak etis apabila Puan dan Ganjar melakukan kampanye saat ini.

Sebab, keduanya saat ini memiliki tugas dan kewajiban dengan jabatannya masing-masing.

Baca juga: Rocky Gerung: Milenial Bingung dan Protes ke Saya, Jokowi Jeniusnya di Mana?

"Jadi logika berpikir Rocky Gerung seperti ini tidak perlu diperdebatkan."

"Artinya frame of reference-nya memang sudah eror."

"Karakternya melekat dengan sifat overacting, cari perhatian."

Baca juga: Yasonna Laoly Coba Alat Pemadam Mutakhir di Lapas Cipinang, Tinggal Dilempar Api Padam

"Saya ibaratkan RG ini bila lampu sedang merah dia jalan, hijau berhenti, dan kuning kebingungan."

"Pernyataannya menurut saya selalu bertolak belakang dengan kenyataan," tuturnya.

Junimart mengungkapkan, hingga saat ini PDIP belum memutuskan kandidat calon presiden yang akan diusung pada Pemilu 2024.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 16 Oktober 2021: Dosis Pertama 106.669.970, Suntikan Kedua 62.7166.916

Sehingga, tidak ada kekonyolan politik seperti banteng vs celeng sebagaimana diungkapkan Rocky Gerung.

"Semua kader partai tanpa kecuali wajib taat, tegak lurus kepada aturan dan perintah partai."

"Mengenai keputusan capres atau cawapres sesuai hasil kongres kami di Bali, itu menjadi kewenangan penuh Ibu Ketua Umun Hj Prof Megawati Sukarnoputri," tegasnya.

Baca juga: Rocky Gerung: Milenial Mau Lihat Pertengkaran Akademis Politik Indonesia Seperti di Luar Negeri

Sebelumnya, Rocky Gerung menilai upaya menaikkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR Puan Maharani, konyol.

Rocky awalnya bicara soal perbincangannya dengan kaum milenial di Indonesia dan beberapa negara. Kaum milenial tersebut heran atas isu-isu politik yang ramai di Indonesia.

"Mereka mendengar kekonyolan-kekonyolan dalam politik kita, banteng vs celeng. Dia bingung," kata Rocky dalam diskusi 'Memprediksi Kemunculan Capres Ala Pembagian Wilayah Penanganan Covid (Jawa Bali - Non Jawa Bali)' yang digelar KedaiKOPI, Jumat (15/10/2021).

Baca juga: Siti Zuhro: Politisasi SARA Demi Menang Pemilu Adalah Kekejian

Kata Rocky, kaum milenial ingin tokoh-tokoh politik unjuk gigi dalam hal akademis.

"Kaum milenial yang 2024 nanti akan memilih, mau lihat pertengkaran akademis di dunia politik Indonesia, sama seperti pertengkaran di luar negeri."

"Soal gender equality, new kind of economy."

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 15 Oktober 2021: 1.408 Pasien Sembuh, 915 Orang Positif, 41 Meninggal

"Kok kita enggak denger ya Puan ngomong itu?"

"Om yang rambutnya kayak bintang film putih itu, Ganjar Pranowo, ngomong itu?"

"Kok kita enggak lihat Kang Emil omong itu?" Tuturnya.

Baca juga: Survei SMRC Ungkap 84 Persen Rakyat Ingin Masa Jabatan Presiden Tetap Dibatasi Dua Periode

Menurutnya, masyarakat 5.0 akan diisi oleh intelektualitas, hak asasi manusia, hingga kesetaraan gender, dan itu tak didapatkan oleh generasi milenial sekarang.

Karena itu, menurut Rocky Gerung, upaya menaikkan elektabilitas Ganjar ataupun Puan adalah hal yang konyol.

"Padahal bagi milenial itu orang bodoh. Demikian juga Puan, sama."

"Mereka anggap ini orang enggak ngerti new grammar of world's politic adalah gender equality, democracy, human rights," tuturnya.

Pertanyakan Kejeniusan Jokowi

Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan para millenial Indonesia di sejumlah negara, mempertanyakan letak kejeniusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Meski tak menyebutkan kaitannya secara langsung, pujian jenius pernah disampaikan peneliti National University of Singapore Profesor Kishore Mahbubani, kepada Jokowi.

"Mereka (millenial) bingung, ini jeniusnya di mana? Anak millenial yang ngomong ke saya.

Baca juga: 78 Persen Responden yang Disurvei SMRC Ogah UUD 1945 Diamandemen

"Dia protes, bagaimana jeniusnya Pak Jokowi, membaca 4 teks aja gugup dan gagap, di mana jeniusnya?" kata Rocky dalam webinar Lembaga Survei KedaiKopi bertajuk 'Memprediksi Kemunculan Capres Ala Pembagian Wilayah Penanganan Covid-19', Jumat (15/10/2021).

Melihat hal tersebut, Rocky mengatakan para millenial pun akhirnya merasa gamang akan nasib bangsanya di masa mendatang.

Sebab, kata Rocky, pikiran generasi baru atau millenial inilah yang akan melangsungkan tampuk kepemimpinan Indonesia yang baru ke depan.

Baca juga: Rocky Gerung Bilang Pemilu 2024 Bakal Jadi Kandang Oligarki Beternak Politisi

Akan tetapi, Rocky menyebut pikiran tersebut justru dibohongi dengan isu dan framing elektoral para calon presiden.

"Saya mau tiba pada kesimpulan bahwa kalau kita lakukan prodensif, perubahan paradigma ini, kita mesti katakan secara jernih bahwa nanti elektoral politik harus berbasis pada intelectuality," tegasnya.

Di dalam intelektualias, lanjutnya, ada kesederajatan dan integritas. Maka, seharusnya intelektualitas mendahului elektabilitas.

Baca juga: Kepatuhan Masyarakat Pakai Masker Lebih dari 93 Persen, Jaga Jarak di Atas 91 Persen

"Elektabilitas itu, kalau kita tanya apa elektabilitas calon presiden ke depan, dia mesti dengan global ethics, dengan public design, itu semua yang akan membawa kita compete dengan sistem modern," bebernya.

Sebelumnya, Kishore Mahbubani memuji Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius. Dia juga menyebut Jokowi sebagai pemimpin paling efektif di dunia. (Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved