Berita Nasional

Prediksi BI Komoditas Cabai Merah dan Minyak Goreng Jadi Penyumbang Utama Inflasi Oktober

Komoditas cabai merah dan minyak goreng menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di bulan Oktober.

Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
Ilustrasi - Survei BI menyatakan komoditas cabai merah dan minyak goreng jadi pemicu inflasi di bulan Oktober. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Bank Indonesia dalam laporannya menyebutkan, berdasarkan survei pemantauan harga minggu ketiga Oktober 2021, perkembangan harga pada Oktober 2021 masih relatif terkendali.

Dengan adanya survei ini, Bank Sentral memperkirakan inflasi terjadi sebesar 0,08 persen (month to month/mtm).

Baca juga: Perhatian! Jakarta Kembali Berlakukan Ganjil Genap Mulai Senin 25 Oktober di 13 Ruas Jalan

Sementara itu, dengan perkembangan tersebut perkiraan inflasi Oktober 2021 secara tahun kalender diperkirakan sebesar 0,88 persen (year to date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,62 persen (year on year/yoy).

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh komoditas cabai merah serta minyak goreng.

Kemudian diikuti oleh beberapa komoditas lainnya seperti cabai rawit, rokok kretek filter dan angkutan udara.

“Penyumbang utama inflasi Oktober 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,06 persen (mtm) dan minyak goreng sebesar 0,03 persen (mtm),” jelas Erwin, Jumat (22/10/2021).

“Untuk komoditas cabai rawit, rokok kretek filter dan angkutan udara masing-masing sebesar menyumbang 0,01 persen (mtm),” sambungnya.

Baca juga: Sophia Latjuba Bocorkan Rencana Penikahan Eva Celia dan Demas yang akan Dilaksanakan 2 Kali

Dalam survei ini, Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi.

Beberapa komoditasnya antara lain telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm).

Sementara itu untuk bayam, kangkung, sawi hijau, bawang merah dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01 (mtm).

Dengan adanya survei pemantauan harga, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

Baca juga: Update Kasus Covid19 di Indonesia Bertambah 750 Orang, Kota Tangerang Ada 1 Orang

“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” pungkas Erwin.

Sementara itu, Indonesia disebut-sebut mampu menguasai pangsa pasar di berbagai sektor atau bidang, di kawasan Pasifik.

CEO Business Forum, Jahja B. Soenarjo mengatakan, sebagian besar negara-negara di kawasan Pasifik bukanlah negara produsen atau industri.

Atas dasar tersebut, seharusnya para pelaku usaha asal Indonesia bisa lebih militan dalam menggarap potensi besar di kawasan Pasifik.

Baca juga: Harga Emas Batangan Antam, Sabtu 23 Oktober Meningkat Lagi Rp 3.000 Menjadi Rp 928.000 /Gram

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved