Kesehatan
Puskesmas Kota Tangerang Lakukan Pemeriksaan Jentik Nyamuk Cegah Demam Berdarah Dengue
Pemeriksaan jentik nyamuk demam berdarah itu dilakukan di rumah sekitar pasien DBD, Selasa (26/10/2021).
Penulis: AndikaPanduwinata | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, PINANG - Cepat tanggap atas kasus demam berdarah dengue (DBD) dilakukan Puskesmas Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.
Petugas Puskesmas Kunciran melakukan pemeriksaan jentik nyamuk setelah ditemukan ada warga yang menderita demam berdarah dengue.
Pemeriksaan jentik nyamuk demam berdarah itu dilakukan di sekitar rumah pasien DBD, Selasa (26/10/2021).
Kepala Puskesmas Kunciran Darsono menjelaskan, sikap tanggap petugas sesuai prosedur yang harus dilakukan yaitu penyelidikan epidemiologi.
Tujuannya, jangan sampai kasus DBD menjalar ke wilayah lainnya sehingga, pengecekan, sosialisasi prilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan pencegahan dilakukan sedini mungkin.
“Hasil kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk demam berdarah dan malaria, karena banyak didapatkan ban bekas mobil yang dijadikan pot tanama," kata Darsono, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: Musim Penghujan, Demam Berdarah Mengintai Warga Tangerang, Ini Cara Mencegahnya
Baca juga: Kenali 8 Gejala Demam Berdarah Dengue, Jangan Dianggap Sepele !
Menurut Darsono, ban bekas tersebut dikelilingi air yang tidak mengalir.
"Di sinilah petugas puskemas dan para kader untuk sosialisasi 3M ke masyarakat sekitar,” kata Darsono.
Tiga M pencegahan DBD yakni menguras, menutup, dan mengubur yang kemungkinan menjadi tempat air tergenang.
"Genangan air di dalam ban bekas yang sekilas mungkin tampak kecil memang bisa jadi tempat ideal untuk nyamuk."
"Itulah kenapa kebersihan lingkungan jadi faktor penting mencegah penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk,” ucapnya.
Baca juga: Pasien Demam Berdarah di RSU Kota Tangsel Meningkat, Begini Cara Mencegah DBD
Baca juga: Pasien Demam Berdarah di RSU Kota Tangsel Mulai Meningkat, Penderita Alami Gejala Ringan
Darsono menambahkan, temuan ini nantinya akan ditindaklanjuti atau dievaluasi.
Petugas kesehatan beberapa hari kedepan akan datang kembali untuk mengecek apakah pola hidup bersih warga sudah diperbaiki atau belum.
"Karena, sikap malas ini tidak hanya merugikan diri sendiri atau keluarga. Tapi, ada potensi membahayakan orang lain di sekitar lokasi."
"Dengan itu menjadi tanggung jawab bersama,” kata Darsono.