Berita Daerah
Sudin SDA Jakarta Selatan Siagakan Pompa untuk Antisipasi Banjir di Jalan Bina Warga
Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan menyiagakan pompa guna mengatasi genangan atau banjir, terutama ketika hujan deras.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan menyiagakan pompa guna mengatasi genangan atau banjir, terutama ketika hujan deras.
Pompa tersebut disiapkan Sudin SDA Jakarta Selatan, satu di antaranya berada di Jalan Bina Warga, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.
Baca juga: Ali Syakieb Terharu dan tak Percaya kini Dirinya Sudah Menjadi Bapak
Diketahui, sejumlah rumah di jalan tersebut sempat terendam banjir setinggi satu meter, Jumat (29/10/2021) dini hari.
“Satu mobil dengan dua pompa alkon (disiagakan),” ujar Dede, petugas Sudin SDA Jaksel, saat ditemui di Jalan Bina Warga, Selasa (2/11/2021).
Banjir yang merendam sejumlah rumah di Jalan Bina Warga tersebut berasal dari luapan air Kali Ciliwung.
Sebanyak tiga RT di kawasan Rawajati terdampak banjir, tetapi warga memilih untuk bertahan di rumah mereka masing-masing.
Baca juga: Hadapi Musim Hujan, Ratusan Personil Gabungan Karawang Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana
Banjir itu sendiri baru surut sekira pukul 05.00 WIB. Warga mulai membersihkan rumah dari sisa-sisa banjir sekira pukul 07.00 WIB.
Kawasan Rawajati memang menjadi langganan banjir lantaran posisi Kali Ciliwung berbatasan langsung dengan rumah warga.
Pada Kamis (28/10/2021), hujan deras turun hampir merata di wilayah hulu Kali Ciliwung.
Pintu air Katulampa juga sempat berstatus siaga 3 yang mana ketinggian air mencapai 110 cm, Kamis sore.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria klaim progres penanganan banjir dan kemacetan di DKI Jakarta mengalami peningkatan yang cukup baik.
Baca juga: Ariza Minta Masyarakat Tetap Patuhi Prokes dan tak Lengah Meski Status PPKM Menurun
Namun, saat itu awalnya pria yang akrab dipanggil Ariz ini sedang membahas mengenai sumber potensi banjir si Ibu Kota. Dirinya menyebut Jakarta merupakan kota yang datarannya rendah.
"Ya, Jakarta ini kan sebagaimana diketahui datarannya rendah, sumber potensi banjir yang datang ada tiga. Yang pertama dari banjir rob dari Utara kemudian kiriman dari wilayah barat kemudian banjir dari hujan lokal," ucap Ariza di Balai Kota DKI, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (1/11/21) malam.
Menurutnya, dari ketiga sumber potensi banjir Jakarta, dibuat sejumlah program untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Mulai dari membuat tanggul, waduk, hingga program gerebek lumpur.
"Tiga itu dibuat beberapa program menghadapi banjir rob membuat tanggul bekerjasama dengan Pemerintah Pusat," ujarnya.
"Kedua mengatasi banjir kiriman Pemerintah Pusat membuat waduk di Cimahi dan Ciawi dalam proses mudah-mudahan akhir tahun selesai," imbuhnya.
Baca juga: Supir Truk Hingga Naik Kendaraan Pribadi Sejauh 250 Km Wajib Bawa Surat PCR Negatif
"Ketiga, menghadapi banjir dari hujan lokal kita meningkatkan daya tampung air dengan melakukan program pengerukan situ waduk, sungai dan lain-lain. Memperluas waduk dan sebagainya program gerebek lumpur," tambahnya.
Kendati demikian, ia juga menyampaikan persoalan banjir tidak bisa selesai hanya dalam satu periode kepemimpinan gubernur. Kata dia, perlu waktu untuk menyelesaikan hal tersebut.
"Memang perlu waktu, nggak bisa satu periode kepemimpinan Gubernur bisa selesai. Perlu waktu karena memang curah hujan tiap tahun meningkat intensitasnya," ucapnya.
Ariza pun mengklaim bahwa dalam satu periode kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, penanganan banjir hingga kemacetan mengalami progres peningkatan yang cukup baik.
"Dalam satu periode ini teman-teman bisa lihat ada progres yang baik, progres yang signifikan terkait penanganan banjir, penanganan kemacetan Jakarta, udara bersih dan sebagainya termasuk air bersih," tutupnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/banjir-bina-warga.jpg)