Tangerang Raya
Gelar Pendidikan Kader Pratama, PDI Perjuangan Ingatkan Para Kader Hindari Korupsi
Dalam sambutannya, Rano Karno menyampaikan fungsi dan makna dari kebudayaan kepada 50 kader yang menjadi peserta pendidikan tersebut.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Mohamad Yusuf
TRIBUNTANGERANG.COM, KELAPA DUA - Dewan Pimpinan Cabang(DPC) Partai Demokrasi Indonesia(PDI) Perjuangan Kota Tangerang, kembali menggelar kegiatan Pendidikan Kader Pratama Angkatan I Periode 2019-2024, di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis di kawasan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Hari kedua pelaksanaan PKP itu dihadiri oleh Rano Karno selaku Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDI Perjuangan, lalu Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai, Komarudin Watubun, serta Ketua DPC Kota Tangerang, Gatot Wibowo.
Dalam sambutannya, Rano Karno menyampaikan fungsi dan makna dari kebudayaan kepada 50 kader yang menjadi peserta pendidikan tersebut.
Menurutnya, kebudayaan adalah budi dan akal yang dimiliki setiap manusia, salah satunya ialah idealisme.
"Saya bicara dari sudut kebudayaan, paling simpel apasih makna kebudayaan itu, tapi orang umumnya berfikir kebudayaan adalah kesenian, padahal bukan, justru kesenian adalah bagian dari pergerakan budaya," ujar Rano Karno saat diwawancarai awak media, Minggu(14/11/2021) sore.
"Budaya itu adalah budi dan akal serta tenaga, nah kalau dikatakan apa makna sekolah partai itu banyak sekali disipilin ilmunya, seperti idealisme dan sebagainya," imbuhnya.
Kemudian Rano Karno juga menerangkan, kebudayaan pada era saat ini berhubungan erat dengan dunia pendidikan, khususnya bagi anak-anak.
Mantan Gubernur Banten itu mencotohkan salah satu kebudayaan yang masih dimainkan oleh anak-anak di Kota Tangerang, seperti permainan congklak yang memerlukan keahlian berhitung.
Permainan kebudayaan tersebut dinilai Rano Karno, menjadi contoh bahwa kebudayaan merupakan salah satu bekal pendidikan dasar serta pembentukan karakter.
"Contoh simpelnya saja, anak berusia tiga tahun bermain congklak, permainan itu kan tidak mudah, mereka harus membutuhkan kemampuan berhitung, mengatur strategi hingga motorik," kata Rano.
"Bayangin coba, anak tiga tahun sudah pandai bermain congklak, itu kan suatu pendidikan dasar bagi mereka secara tidak langsung. Itulah saya bilang kita harus paham makna kebudayaan, karena selama ini kita enggak sadar kebudayaan itu salah satu bentuk pendidikan juga yang nantinya membangun karakter mereka," jelasnya.
Lebih lanjut, Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai, Komarudin Watubun menambahkan, bahwasanya gelaran pendidikan kader pratama itu diberikan bukan hanya sekedar memperoleh suara saat pemilu, melainkan mencari kaderisasi.
Pasalnya, berkat pendidikan kaderisasi yang diselenggarakan secara rutin itu, justru membuat PDI Perjuangan memiliki kader-kader nasional yang berkualitas.
Komarudin mencotohkan Rano Karno yang pernah menjadi Gubernur Banten, merupakan salah satu kualitas yang dihasilkan dari proses pendidikan yang diberikan kepada para kader.
"PDI Perjuangan selalu rutin menyelenggarakan kegiatan ini. Partai politik yang mempunyai sekolah kader lengkap itu yang cuma PDI Perjuangan, termasuk sekolah untuk kepala daerah," tambah Komarudin.
"Lagipula, proses pendidikan ini harus dilakukan secara berjenjang, mulai dari daerah hingga ke nasional. Sebab dengan kondisi politik saat ini yang liberal, kalau tidak kaderisasi untuk mengerti apa yang dikerjakan ya susah kita untuk bisa menang, pastinya kerjanya harus benar," lanjutnya.
Baca juga: Melihat Efek Samping, Respons Antibodi, dan Efikasi Vaksin Zifivax yang telah Mendapatkan Izin BPOM
Baca juga: TAK LAGI REPOT! Begini Cara Cetak KK, Akta Kelahiran, dan Kependudukan Secara Mandiri
Baca juga: ALHAMDULILLAH, Saudi Arabia Kembali Buka Umrah untuk Jemaah Indonesia, Simak Persyaratannya Berikut
Selain itu Komarudin juga menegaskan kepada para kader PDI Perjuangan khususnya yang berada di Kota Tangerang, untuk menghindari praktek kegiatan korupsi.
Komarudin meminta para kader mengambil pelajaran dari kader lainnya yang terlibat dalam kasus korupsi. Ia meminta hal para kader tersebut agar dipaksa dan jangan sampai melakukan korupsi.
" Hal yang paling utama adalah jangan sampai korupsi, itu yang saya tegaskan. Kader-kader itu harus belajar dari teman-teman sebelumnya yang melakukan perbuatan terlarang itu," tegasnya.
"Saya minta mereka tidak boleh lagi melakukan tindakan korupsi, kalau tidak begitu, maka mereka bakal sulit dipercaya oleh rakyat," tutup Komarudin Watubun. (m28)