Berita Tangerang

Buruh Tuntut UMK Tangerang Rp 4,6 Juta, Akankah Wahidin Halim Mengabulkan?

Dengan demikian, apabila tuntutan buruh dikabulkan oleh Wahidin Halim, maka besaran UMK pada tahun depan, sebesar Rp 4,6 juta. 

TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
Para buruh menuntut kenaikan Upah Minimum Kota/Kabupaten Tangerang dalam unjuk rasa, Selasa (23/11/2021) 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Pemerintah Kota Tangerang mengajukan dua opsi besaran kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) tahun 2022 ke Gubernur Banten, Wahidin Halim.  

Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jamsostek Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang, M. Adli mengatakan, dua usulan kenaikan UMK tersebut berdasarkan hasil rapat yang digelar antara pihak buruh yang diwakili oleh beberapa serikat pekerja, perwakilan pengusaha Apindo, Akademi dan juga Disnaker Kota Tangerang, pada Senin (22/11/2021) kemarin.

Usulan pertama yang diajukan tersebut adalah sesuai dengan tuntutan dari para buruh, yang telah mengadakan demonstrasi sejak pekan lalu, sebesar 13,5 persen. 

Kemudian, untuk usulan kedua yakni, sebesar 1,5 persen sesuai dengan keinginan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) serta Akademisi, yang memacu pada PP 36 tahun 2021 tentang Pengupahan dan UU No 11 tahun 2020 tentang Ciptakerja.

"Pengusulan dua rekomendasi itu didapat sesuai dengan hasil rapat pleno Dewan Pengupahan Kota (Depeko) penetapan UMK Kota Tangerang 2022, yang digelar bersama pihak Buruh, Apindo, Akademi dan pihak Disnaker Kota Tangerang," ujar M Adli saat diwawancarai awak media, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Unjuk Rasa Buruh Tuntut Kenaikan Upah 10 Persen Jadi Rp 4,6 Juta

Dengan demikian, apabila tuntutan buruh dikabulkan oleh Wahidin Halim, maka besaran UMK pada tahun depan, sebesar Rp 4,6 juta. 

Dan sebaliknya, jika usulan yang disetujui Wahidim Halim adalah opsi dari Apindo dan Akademisi, maka kenaikan UMK tahun 2022, hanya 1,5 persen atau sekira Rp 4,24 juta. 

Nantinya, keputusan besaran UMK tahun 2022 baru akan diumumkan secara serentak oleh Wahidin Halim pada 30 November mendatang. 

"Pemkot Tangerang masih menunggu hasil penetapan UMK tersebut hingga akhir bulan November ini, sesuai dengan apa yang diputuskan oleh Gubernur Banten sendiri," kata Adli.

Aksi unjuk rasa ratusan buruh tergabung dalam Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3) menuju Kantor Disnaker Kota Tangerang, Senin (22/11/2021). Para buruh menuntut kenaikan upah 13,5 persen.
Aksi unjuk rasa ratusan buruh tergabung dalam Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3) menuju Kantor Disnaker Kota Tangerang, Senin (22/11/2021). Para buruh menuntut kenaikan upah 13,5 persen. (Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro)

Terkait dengan ancaman sejumlah serikat buruh yang akan menggelar aksi demo massal se-Provinsi Banten, jika keinginan para buruh tidak terwujud, Adli menyebut, pihaknya akan melakukan pendekatan pembinaan kepada para buruh itu.

Menurutnya, keputusan utama tetap bergantung kepada hasil yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Banten.

"Kalau ancaman mereka melakukan aksi unjukrasa itu kan itu hak mereka, yang pasti kita akan ikut aturan dan regulasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," ucapnya. 

"Nanti akan coba kita bicarakan dengan kawan-kawan dari Serikat Pekerja, tentang rencana itu, karena kita juga punya kewajiban untuk melakukan pembinaan," tutup M Adli.

Kenaikkan UMP Banten 

Gubernur Banten Wahidin Halim menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) Banten tahun 2022 sebesar Rp 2.501.203,11.

Besaran UMP tahun 2022 itu ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Banten Nomor 561/Kep.280-Huk/2021.  

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved