politik

Arif Rahman Ingatkan Ubedilah yang Laporkan Gibran dan Kaesang ke KPK, seperti Tembakan Koboi Mabuk

Sekretaris Jenderal Barikade 98 Arif Rahman mengibaratkan, laporan yang dilayangkan kepada dua anak Presiden RI seperti tembakan koboi mabuk

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Lilis Setyaningsih
Kompas.com/Irfan Kamil
LAPOR KPK -- Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, melaporkan dua putra Presiden Jokowi, ke KPK, Senin (10/1/2022). 

“Kami bangga jika ada aktivis 98 yang masih konsisten sebagai oposisi dan melakukan kerja-kerja politik sebagai penyeimbang," kata Arif.

Baca juga: Kick Off Vaksinasi Booster, Puluhan Lansia Antusias Datangi Puskesmas Panunggangan Barat

Namun, kami juga menentang jika itikad dalam beroposisi dan pelaporan kasus-kasus didasari niat-niat sekadar ingin populer belaka dan mendapat kredit di politik praktis semata,” ungkapnya.

Seperti diketahui, dua anak Presiden RI Joko Widodo bernama Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep dilaporkan ke KPK.

Laporan itu dilayangkan oleh dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang juga aktivis 98, Ubedilah Badrun.

“Laporan ini terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang (TPPU) berkaitan dengan dugaan KKN relasi bisnis anak Presiden dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan,” ujar Ubedilah di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (10/1/2022).

Menurutnya, laporan ini dibuat berawal dari tahun 2015 ketika ada perusahaan besar bernama PT SM yang sudah menjadi tersangka pembakaran hutan dan dituntut oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan nilai Rp 7,9 triliun.

Dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tersebut sangat jelas melibatkan Gibran, Kaesang, dan anak petinggi PT SM karena adanya suntikan dana penyertaan modal dari perusahaan Ventura.

“Dua kali diberikan kucuran dana. Angkanya kurang lebih Rp 99,3 miliar dalam waktu yang dekat. Dan setelah itu kemudian anak Presiden membeli saham di sebuah perusahaan yang angkanya juga cukup fantastis, Rp 92 miliar,” ujar Ubedilah.

“Dan itu bagi kami tanda tanya besar, apakah seorang anak muda yang baru mendirikan perusahaan dengan mudah mendapatkan penyertaan modal dengan angka yang cukup fantastis kalau dia bukan anak presiden," tambahnya. (faf)

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Jadilah Parlemen, Bukan Parlente

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved