Seleb

Tekanan Pekerjaan, rasa cemas diantara Sebab yang Membuat Selebritis Terjerumus Narkoba

penyalahgunaan narkoba di kalangan selebritis terus terjadi, pakar perilaku Lutfi JW memaparkan faktor penyebab sekaligus cara mengatasinya. 

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Ikhwana Mutuah Mico
Aktor sekaligus penyanyi, Ardhito Pramono saat dihadirkan dalam gelar perkara kasus narkoba di Polres Metro Jakarta Barat, Kamis (13/1/2022). Ardhito Pramono telah ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba jenis ganja. 

Karena menurutnya, faktor ini bisa menjadi  pertahanan yang kuat untuk para selebritis pada sebenarnya.

"Namun yang sangat penting adalah faktor ketiga yaitu believe system. Karena faktor ini menyangkut nilai-nilai, prinsip serta pegangan hidup yang diyakini. Inilah yang membedakan antara yang terjerat dan yang tidak terjerat narkoba walaupun sama-sama memiliki kesempatan dan ketertekanan," jelas Lutfi.

"Jika sistem nilai yang diyakini menempatkan  narkoba sebagai  barang haram atau kejahatan dan merusak kehidupan maka dia tidak akan memakai." Imbuh Lutfi JW.

Seperti yang kita ketahui bersama, banyak juga artis yang selamat dari jerat narkoba.

Bisa diartikan, saat ini masih ada sistem pertahanan yang dimiliki oleh para artis tersebut, sistem pertahanan itu bernama believe system.

Menurut Lutfi JW disamping pilih sistem pertahanan kedua adalah penggunaan imajinasi secara tepat.

Baca juga: Pelukis Fitrajaya Nusananta Tampilkan Figur Super Hero di Pameran Lukisan Bersama  di Perpusnas

Menurutnya, aksi reaksi dan perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh fungsi dan kerja otak terutama imajinasi.
 
Imajinasi ini merupakan kemampuan kreatif manusia yang melahirkan gambaran, bayangan atau film di kepala setiap orang tentang suatu hal.

Ternyata dari Imajinasi inilah yang melahirkan prestasi inovasi, karya seni serta empati untuk seseorang.

Ditegaskan kembali olehnya, imajinasi pulalah manusia bisa menjadi psikopat dan sosiopat. Bahkan imajinasi jugalah yang bisa membuat seseorang bisa menjadi pisau bermata dua untuk dijadikan pertahanan atau perusak perilaku.

"Imajinasi inilah yang menjadi faktor penting yang sering melahirkan motif-motif  kejadian atau perilaku," sambungnya.

Baca juga: Punya Sederet Prestasi di Ibu Kota, Anies Baswedan diminta Menjadi Gubernur untuk dua Periode

Menurut para pakar neurosains otak manusia memproduks sekitar 50.000 percikkan ide dan atau imajinasi setiap hari. 

Menurut Lutfi, pengendalian atau pengarahan imajinasi ini sangat penting, hal ini yang sering terlupakan oleh semua orang termasuk para konsultan psikologi.

Terkait apa yang harus dilakukan agar  kasus penggunan narkoba tidak merajalela di kalangan public figure, menurut Lutfi ada 4 hal utama yang bisa mereduksi kasus ini.

Pertama, Kehadiran pemerintah, secara massif adil dan aktif. Kedua, kesadaran para artis untuk memiliki seorang pembimbing atau konsultan karakter dan kepribadian.

Lalu yang ketiga, lahirnya komunitas yang peduli dan mengawal karakter serta  perilaku selebritis agar membiasakan melakukan terapi doa Visual.

"Terapi doa visual itu simpelnya begini, biasakan membayangkan hal-hal terbaik yang bisa anda capai tanpa narkoba. Lalu bayangkan hal-hal terburuk yang terjadi jika menggunakan narkoba," tutur Lutfi.

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved