Edukasi
Kenali 5 Gangguan Kecemasan yang dialami Anak dan Remaja
Kenali 5 gangguan kecemasan yang dapat mengenai anak dan remaja. Orantua harus dapat mengenali anak yang mengalami kecemasan agar dapat tertanggulangi
Penulis: Joanita Ary | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kecemasan bisa terjadi pada semua orang.
Tak terkecuali anak-anak dan remaja.
Kecemasan yang terjadi pada anak dan remaja tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Orangtua harus segera mengenali adanya gangguan kecemasan pada anak. Agar dapat ditanggulangi dan bila perlu konsultasi pada ahlinya.
Lucia Peppy Novianti, seorang psikolog yang juga merangkap sebagai CEO Wiloka Workshop dan konsultan di berbagai instansi, mengatakan, bahwa tidak ada batasannya seseorang itu mengalami kecemasan.
Baca juga: Jangan Menambah Kecemasan, ini 6 peran Orangtua saat Anak Hadapi Ujian
Pada dasarnya, salah satu kecemasan itu merupakan emosi, dan sebenarnya emosi itu juga ada fungsinya dalam diri kita.
"Pada kadar yang pas, rasa cemas juga punya maksud dan tujuan untuk membuat kita menjadi lebih sadar dan peka," ujar Peppy dalam talkshow psikologi dengan tema Mengenal Gangguan Kecemasan pada Remaja dan cara Mengatasinya, yang diselenggarakan Wartakotalive.com dan Tribunnews, Selasa (18/1/2022)
"Nantinya akan berubah menjadi system alarm bagi tubuh kita untuk melakukan sesuatu agar kita dapat menghilangkan rasa cemas tersebut," imbuhnya.
Peppy mengatakan, tidak ada batasan usia kapan seseorang itu akan memiliki rasa cemasnya.
Bahkan banyak anak-anak maupun remaja yang juga sudah mulai merasakan rasa cemas.
Dimana tiap anak cara dan perilaku kecemasannya berbeda-beda.
Baca juga: 4 Cara Mengurangi Kecemasan secara Alami, Kenali Gejala Kecemasan
Ada beberapa jenis kecemasan yang perlu diwaspadai dan kenali gejalanya pada anak agar tahu cara tepat menanganinya.
1. Gangguan kecemasan umum
Jenis yang pertama disebut kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD).
Bila si kecil mengalami GAD, dia akan merasa khawatir berlebihan pada hampir semua hal.
Misalnya cemas karena tidak lengkap mengerjakan PR nya, bertengkar dengan teman di kelas, hingga salah memakai seragam sekolah.
Anak yang mengalami tipe kecemasan ini akan menjadi pribadi yang yang terlalu perfeksionis pada berbagai hal.
Jika terus berlanjut, hal ini bisa berdampak buruk pada perkembangan mentalnya.
Baca juga: Informasi Ini Perlu Anda Ketahui tentang Kafein dan Kecemasan
Pasalnya, anak justru memaksa diri untuk mencapai segala sesuatu dengan sempurna dan takut pada kesalahan sekecil apapun itu.
Kondisi kecemasan didiagnosis sebagai gangguan kecemasan umum bila minimal terjadi lebih dari 6 bulan.
2. Gangguan kepanikan
Gangguan kepanikan atau panic disorder termasuk kategori gangguan mental yang lebih banyak terjadi pada anak remaja dan bersifat menurun dalam keluarga.
Biasanya, dokter atau psikiater akan mendiagnosis jenis kecemasan ini pada anak bila ia sudah pernah mengalami dua kali atau lebih serangan panik (panic attack) secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
Serangan panik dapat terjadi kapan saja.
Namun biasanya, serangan panik ini terjadi karena ketidaksiapan anak saat menghadapi situasi yang tidak biasa.
Baca juga: Gangguan Mental Mengintai Penyintas Covid-19, Pola Tidur Terganggu
Sebagai contoh, anak bisa tiba-tiba panik bila harus tampil di depan umum atau menghadapi situasi yang membahayakan dirinya.
3. Kecemasan saat berpisah
Apakah si kecil pernah sangat cemas saat berpisah dengan Anda?
Meskipun ini merupakan hal yang wajar, dalam kasus yang parah, anak mungkin mengalami kondisi yang disebut separation anxiety disorder (SAD).
Jenis kecemasan yang satu ini umumnya terjadi pada anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun.
Bila ia masih mengalami masalah ini di usia yang lebih tua, Anda perlu menanganinya dengan lebih serius.
Pasalnya, hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang.
Anak yang mengalami SAD akan sangat sulit untuk berpisah dengan orangtua atau pengasuhnya.
Akibatnya, ia sering menolak ke sekolah, sulit mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti berkemah, bahkan kesulitan untuk tidur sendiri di kamarnya.
4. Kecemasan sosial
Jenis kecemasan berikutnya yang dapat terjadi pada anak adalah kecemasan sosial (social anxiety disorder) atau fobia sosial.
Anak Anda mungkin mengalami tipe kecemasan yang satu ini bila ia ketakutan saat diminta untuk berinteraksi secara sosial.
Misalnya saat memulai percakapan dengan teman sebaya atau saat dipanggil oleh temannya beramai-ramai, mungkin anak juga sangat takut untuk menjawab pertanyaan guru dan tidak suka menjadi pusat perhatian.
Selain itu, fobia sosial bisa pula dialami oleh anak yang terlalu khawatir mengenai penampilannya di sekolah, khawatir berlebihan pada pendapat teman-temannya, atau takut mengatakan sesuatu yang memalukan.
Baca juga: Pentingnya Kesehatan Mental, Penyebab Disabilitas Bukanlah Kelumpuhan Fisik, tapi Depresi
Bila kondisi ini dibiarkan, anak akan kesulitan dalam bergaul, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumah.
5. Selective mutism
Pernahkah si kecil tiba-tiba menjadi diam membisu bila merasa takut atau panik? Nah, dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan selective mutism.
Anak yang mengalami jenis kecemasan yang satu ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya bila menghadapi situasi yang menegangkan.
Pada kondisi biasa, misalnya di rumah atau saat anak merasa nyaman, biasanya ia tidak menunjukkan gejala ini.
Akibatnya, Anda mungkin heran akan laporan guru di sekolah yang mengatakan bahwa si kecil tidak mau bicara bila ditanya.
Bila anak anda mengalami tanda-tanda kecemasan tersebut, ada baiknya segera konsultasikan ke ahli agar kecemasannya bisa tertanggulangi.