Pandemi Covid19
Jangan Bosan dengan Varian Covid, Mutasi akan Terus Terjadi, Putus Lewat Prokes dan Vaksinasi
epidemiologi mengatakan,mutasi virus akan terjadi dan sifatnya berbeda-beda. Pada varian Omicron gejalanya ringan tapi menularkannya cepat
Penulis: Muhamad Fajar Riyandanu | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, DEPOK - Sebagian masyarakat mungkin sudah bosan membaca kasus corona dengan varian yang berbeda. Kemarin alpa, delta lalu omicron. Setelah omicron ada delmicorn, lalu ada IHU.
Sejatinya mutasi Covid-19 akan terus bermunculan.
Tidak ada yang pernah tahu hasil mutasi itu apakah lebih berbahaya atau tidak.
Pada kasus varian delta memiliki gejala yang lebih berbahaya dari sedang hingga berat. Sehingga banyak yang meninggal akibat terkena varian ini.
Baca juga: Kota Tangsel Catat Ribuan Penambahan Kasus Positif Covid-19 Setiap Harinya, Varian Delta juga ada
Adapun setiap mutasi varian Covid-19 yang muncul akan membawa sifat yang berbeda, seperti tingkat penularan yang bertambah atau berkurang, tingkat keparahan, dan tingkat kekebalan terhadap antibodi atau sistem imun tubuh.
"Mutasi itu selalu terjadi dan sifatnya berbeda-beda. Tapi memang kalau varian Omicron gejalanya ringan tapi menularkannya cepat," kata ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Iwan Ariawan, saat dihubungi via sambungan telepon pada Selasa (8/2/2022).
Iwan menambahkan, mutasi Covid-19 bisa diputus dengan mempersempit ruang transmisi atau penyebaran.
Hal tersebut sebetulnya bisa dilakukan dengan vaksinasi dan pelaksanaan protokol kesehatan yang baik.
Baca juga: Pemprov Banten Kembali Berlakukan Bekerja dari Rumah kecuali Sektor Kritikal
"Kalau mau mutasinya sedikit atau tidak ada, kita harus jaga supaya penyebarannya tidak tinggi. Salah satu caranya, kita melakukan protokol kesehatan ketat," sambung Iwan.
Selain itu, vaksinasi juga berperan penting dalam menekan mutasi Covid-19.
Vaksin, selain yang utama digunakan untuk mencegah masyarakat agar tidak terinfeksi, ia juga berfungsi untuk memperkecil rIsiko atau dampak yang ditimbulkan dari paparan Covid-19.
Lebih lanjut, kata Iwan, vaksin tidak 100 persen mencegah infeksi Covid. Hal ini terlihat dari sejumlah warga yang tetap terpapar walau sudah divaksin dua kali.
Baca juga: CARA Mengatasi Gangguan Psikosomatik Akibat Lonjakan Kasus Positif Covid-19
"Bahkan varian Delta itu, ada yang terpapar walau sudah vaksin booster. Tapi kalau dilihat, warga dengan gejala berat dan yang meninggal itu mayoritas yang belum vaksin," paparnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Pandu Riono.
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, mutasi varian Omicron lebih menular daripada varian Delta.
Namun di sisi lain, memiliki tingkat keparahan dan gejala yang lebih ringan dari varian Delta.
Baca juga: Kota Tangsel Kembali Berstatus PPKM Level 3, Ini Kata Benyamin Davnie
"Misalnya peningkatan kasusnya 1000, mungkin yang masuk rumah sakit 50 orang," kata Pandu saat dihubungi via sambungan telepon pada Selasa (8/2/2022), siang.
Ia pun berharap, seluruh warga yang belum menerima vaksin segera datang ke sentra vaksinasi. Termasuk mereka yang sudah berhak memperoleh vaksin booster atau dosis ketiga.
Hal ini, ujar Pandu, dimaksudkan untuk mencegah potensi mutasi varian Covid-19.
"Kalau semua sudah vaksin mungkin (potensi mutasi) berkurang. Karena masih ada sejumlah warga di Indonesia dan dunia yang belum vaksinasi. Mutasi kan bisa terjadi di mana saja. Omicron ini kan dari Afrika," paparnya.
Baca juga: LUHUT: Anda Tanggung Jawab Jika Ada Warga yang Meninggal Dunia karena Tidak Divaksin
Perihal potensi adanya mutasi varian baru, ada tiga hal yang menjadi kekhawatiran, yakni tingkat penularan yang bertambah atau berkurang, tingkat keparahan, dan tingkat kekebalan terhadap antibodi atau sistem imun tubuh.
"Itu yang tiap kali kita khawatirkan dari mutasi baru. Memang ada potensi, karena karakteristik virusnya seperti itu. Jadi virus ini sangat mudah bermutasi. Jadi tidak selalu bisa lebih lemah. Tapi Mutasinya kita gak tahu varian barunya seperti apa dan kapan.
"Yang penting yang belum vaksin booster segera dibooster, kalau beraktivitas harap pakai masker yang betul. Karena vaksinasi mencegah supaya gejala tidak menjadi berat. Sedangkan untuk mencegah penularan pakai masker yang benar," tukas Pandu. (M29)