Tangerang Raya
Penataan Kawasan Pesisir Kabupaten Tangerang Jadi Objek Penelitian 12 Negara
Wilayah di utara Kabupaten Tangerang semula kumuh sekarang berubah, terlihat eksotis dan diklaim memiliki nilai ekonomis.
Penulis: AndikaPanduwinata | Editor: Intan UngalingDian
Tadinya pedagang tumpah di jalan, sekarang masuk ke dalam pasar. Rumah yang dulunya kumuh, sudah diperbaiki menjadi layak huni.
Penyampaian informasi yang tepat dan desain yang tepat. Kami membangun rumah yang kumuh dulu, sudah begitu baru dilakukan relokasi.
Rabu (19/1/2022) lalu, Direktur Pelaksana Bank Dunia Ibu Mari Elka Pangestu mengapresiasi langkah Pemkab Tangerang menata Desa Ketapang.
Apa poin kunjungan Ibu Mari ke Ketapang?
Alhamdulillah Ibu Mari bisa berkunjung ke Ketapang. Ibu Mari mengatakan ini akan menjadi model pembangunan di Indonesia dan dunia. Mengubah masyarakat menjadi lebih baik dan produktif.
Dapat beradaptasi juga dengan alam, pemanasan global, membuka mata mereka karena ternyata masih banyak usaha lain di sekitar mereka.
Sudah dapat dilihat langkah ini sebagai langkah tepat.
Pemberdayaan perempuan diikutsertakan karena para istri nelayan kami bekali dengan kemampuan mengolah makanan dan program-program lainnya.
Kami juga menyiapkan tambak ikan, tempat pelelangan ikan, koperasi, serta kuliner.
Artinya secara praktik mereka tetap jadi nelayan, hanya di kala tertentu cuaca ekstrem mereka bisa mencari usaha lain. Peluang usaha kuliner dan wisata.
Ke depan, apa yang akan dilakukan Pemkab Tangerang untuk memperkenalkan wilayah aquaculture ini?
Untuk tingkat nasional, kami akan menggelar acara pada Oktober mendatang yaitu dari Asosiasi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi).
Pada level internasional akan ada pertemuan negara pesisir pantai, Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (Pemsea) Network of Local Government (PNLG) Meeting Summit 2022 di bulan Oktober juga.
Akan hadir perwakilan dari 12 negara. Ketapang dijadikan objek penelitian dan pengembangan yang akan direplikasi ke daerah lain seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan China.
Selain hajatan nasional dan internasional, kami juga tentunya menggelar kegiatan di lokasi seperti dari segi olahraga di antaranya bersepeda dan lari.
Ada pula pagelaran sosial budaya yang dimeriahkan oleh masyarakat setempat. (Andika Panduwinata/Eko Priyono)